Jumat 20 Oct 2017 17:12 WIB

Ikatan Pelajar NU Gelar Kirab Resolusi Jihad

Ketua Panitia Hari Santri Nasional yang juga Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Munahar Muchtar (tengah) foto bersama jajaran Pengurus Wilayah Nadlatul Ulama (PWNU) usai menggelar konferensi pers Hari Santri Nasional 2017 di Balai Kota Jakarta Barat, Selasa (17/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Panitia Hari Santri Nasional yang juga Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Munahar Muchtar (tengah) foto bersama jajaran Pengurus Wilayah Nadlatul Ulama (PWNU) usai menggelar konferensi pers Hari Santri Nasional 2017 di Balai Kota Jakarta Barat, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Jawa Timur bekerja sama dengan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo dan Pemprov Jatim, Kirab Resolusi Jihad dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2017. Ketua PW IPNU Jatim, Haikal Atiq Zamzami, Jumat mengatakan kirab direncanakan melalui tujuh kota yang dimulai pada Jumat ini di Madiun.

"Tujuh kota yang akan dilalui oleh rombongan Kirab Resolusi Jihad HSN 2017 antara lain Kabupaten Madiun, Nganjuk, Jombang, Kota Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan berakhir di Kraksaan," ujar Haikal kepada wartawan di Madiun.

Dalam pemberangkatan di Madiun, rombongan dilepas langsung oleh Bupati Madiun Muhtarom dan setelah itu peserta melanjutkan perjalanan dan Shalat Jumat di Masjid Agung Baitussalam Nganjuk. Menurut dia, dalam kegiatan tersebut peserta tidak hanya melakukan kirab. Pada setiap kota yang disinggahi, peserta juga melakukan ziarah ke makam para kiai dan pejuang kemerdekaan, silaturahim ke pesantren-pesantren, melakukan bakti sosial, serta memberikan sumbangan kepada fakir miskin.

"Tahun ini, HSN kita peringati dengan meriah dan semarak. Tidak hanya secara serimonial, namun juga diisi dengan acara-acara yang sifatnya edukasi dan refleksi atas perjuangan para kiai dalam merebut kemerdekaan RI," ucap Haikal.

Adapun, jarak tempuh yang akan dilalui peserta dari Madiun ke Kraksaan diperkirakan mencapai 251 kilometer. Setelah dari Madiun dan Nganjuk, peserta menuju ke Jombang untuk berziarah ke makam KH Bisri Syansuri Denanyar, KH Wahab Hasbullah Tambak Beras, Hadratussyaikh Hasyim Asyari, dan melakukan istighatsah pelajar bersama santri Tebuireng.

Kemudian berlanjut menuju Surabaya. Di Surabaya peserta dijadwalkan berziarah ke makam KH Ridwan Abdullah dan mendengarkan orasi kebangsaan yang akan dipimpin langsung oleh Ketua PCNU Surabaya H A Muhibbin Zuhri di gedung "Hoofdbestuur Nasdatoel Oelama" Surabaya.

Di Pasuruan, peserta akan "jagongan" bersama Bupati Pasuruan di pendopo pemda setempat. Selain itu, mengaji dengan 22 khataman Al Quran di makam KH Abdul Hamid bersama pelajar santri Pasuruan dan makan 22 tumpeng di Masjid Agung Pasuruan.

Tiba di Probolinggo, peserta dijadwalkan singgah di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong untuk mengaji Hujjah Aswaja yang dipimpin langsung oleh Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Allallah. Selain itu, mereka akan melakukan "mujahadah" di Kantor PCNU Kraksaan.

"Di lokasi finis Kirab Resolusi Jihad HSN 2017 di Pondok Pesantren Nurul Jadid, nantinya akan dilakukan penyerahan Panji Kirab," kata dia.

Kepala Pesantren Nurul Jadid, KH Abdul Hamid Wahid mengatakan, kirab HSN tersebut merupakan momentum untuk merefleksikan perjuangan para ulama dalam memerdekakan, menjaga, dan merawat bangsa Indonesia.

Perjalanan kirab dapat diumpamakan dengan turunnya wahyu yang membuat Nabi Muhammad kedinginan dan gemetar karena mendapat amanah yang besar.

"Simbol bahwa kita akan bangkit dari tempat tidur, melepas selimut untuk melaksanakan amanah yang dibebankan pada pundak santri. Santri adalah calon ulama, intelektual dan penggerak perubahan di masyarakat," tutur KH Abdul Hamid Wahid.

Dalam momentum tersebut, IPNU bersama Ponpes Nurul Jadid juga mencoba melakukan pemecahan rekor MURI Makan bersama "Tabheg" nasi khas santri Nurul Jadid dengan 10.000 santri dan melaksanakan upacara peringatan Hari Santri Nasional 2017 serta formasi mozaik 10.000 santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement