REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hasil dari Istikharah, biasanya didapat dari kecenderungan untuk melakukan sesuatu dan terus merasa positif terhadap satu pilihan itu. Selain itu, jika salah satu keputusan yang akan diambil seseorang, itu baik untuknya (tentunya dari dua pilihan), maka jalan ke sana akan terbuka dan jika tidak, maka jalan akan terhambat dan Allah akan mengarahkannya ke tempat lain.

Keindahan Istikharah adalah orang yang mencari tuntunan Allah akan puas dengan keputusan Allah baginya, walaupun misalnya pada keputusan dengan mengalihkan kita dari apa yang kita anggap baik, karena kita akan tahu bahwa keputusan ini adalah hasil dari Istikharah kita. Ini karena, Allah Sang Pencipta tahu apa yang terbaik, dan pasti akan membimbing hamba-hamba-Nya kepada apa yang terbaik bagi mereka, melalui pengetahuan-Nya yang luas dan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas.

Kita perlu memahami bahwa Istikharah tidak menjamin terhindarnya kita dari ujian kehidupan. Karena Istikharah adalah sebuah doa, tanggapan Allah terhadap orang yang meminta, mungkin bisa datang jawaban dari salah satu cara seperti yang dinyatakan dalam hadits berikut, Tidak ada Muslim yang doanya tidak dikabulkan, kecuali Allah akan memberinya satu dari tiga hal ini sebagai balasannya, entah Dia akan segera menjawab doanya, atau dia akan menyimpannya untuk di akhirat, atau Dia akan mengalihkan kebaikan yang setara untuknya, (Ahmad)

Jadi jika seseorang mengalami pernikahan yang buruk, bahkan setelah melakukan Istikharah atau mengalami kerugian dalam bisnisnya, dan lain-lain, mungkin saja Allah ingin orang itu mendekat kepada-Nya, dengan cara bersabar dan berdoa serta berzikir kepada-Nya.

Allah berfirman, Barangkali kamu membenci sesuatu, tetapi ternyata itu baik bagimu. Dan mungkin kamu menyukai sesuatu, tetapi itu buruk bagimu. Dan Allah tahu, padahal kamu tidak tahu. (QS 2: 216)

Ikuti Whatsapp Channel Republika