Sabtu 14 Oct 2017 22:37 WIB

Berhijrah dan Menuntut Ilmu

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Hijrah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hijrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Adi Hidayat dalam kajian Islam yang digelar di Masjid al-Azhar Jaka Permai, Bekasi Selatan, Jawa Barat,  belum lama ini, menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang yang hendak menuntut ilmu agama. Yang pertama, ia harus meluruskan niatnya semata-mata karena Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menyiapkan dirinya menempuh jalan untuk menggali ilmu pengetahuan, sekalipun sedikit, setiap langkahnya dihitung oleh Allah untuk meringankannya menuju surga," (HR Ibnu Ma jah Nomor 223).

Ustaz Adi mengungkapkan, pada zaman dahulu ada seorang laki-laki yang gemar bermaksiat. Dia bahkan telah membunuh se ratus orang se lama hidupnya. Na mun, pada satu ke tika, orang itu tersadar dan ingin ber tobat. Dengan niat yang mantap, laki-laki itu kemudian memutuskan untuk menuntut ilmu agama dari se orang ulama yang berada jauh da ri daerah tempat tinggalnya.

Selama berada di dalam perjalanan itu, ia tak henti-hentinya memohon ampunan Allah SWT. Setiap langkahnya selalu diisi dengan berzikir dan beristighfar. Akan tetapi, di saat ia belum lagi sampai di tempat tujuannya un tuk bertemu sang ulama, maut da tang menjemput laki-laki itu. Karena niatnya yang lurus dalam berhijrah dan menuntut ilmu, orang itu pun diampuni dosanya oleh Allah SWT dan dimasukkan ke dalam surga.

Kisah tentang laki-laki itu bahkan sampai diabadikan Allah SWT di dalam Alquran. "Barang siapa keluar dari rumahnya de ngan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), ma ka sungguh, pahalanya telah di tetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Peng ampun lagi Maha Penyayang." (QS an-Nisa [4]: 100).

Selain meluruskan niat, kata Adi, seseorang yang ingin menuntut ilmu agama hendaklah belajar kepada guru yang betul-betul me miliki kapasitas untuk mengajarkannya tentang aga ma.

"Jika ingin mendalami ilmu hadis, carilah guru yang benar-benar memahami hadis. Begitu pula, jika ingin mendalami sejarah hidup Nabi SAW, carilah guru yang betul-betul me nguasai Sirah Nabawiyah. Jadi, jangan terpaku pada satu ustaz saja. Karena, tidak semua bidang keilmuan dapat dibe bankan kepada seorang ustaz," tutur Adi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement