Sabtu 14 Oct 2017 16:09 WIB

Republika Kembali Adakan Pelatihan Akuntansi Masjid

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Dwi Murdaningsih
 Wakil pemimpin redaksi harian republika Nur Hasan Murtiaji memberikan sambutan saat membuka acara pelatihan ankuntansi masjid di kantor harian Republika, Jakarta, Sabtu (14/10)
Foto: republika/adjie sambogo
Wakil pemimpin redaksi harian republika Nur Hasan Murtiaji memberikan sambutan saat membuka acara pelatihan ankuntansi masjid di kantor harian Republika, Jakarta, Sabtu (14/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harian Umum Republika kembali mengadakan program pelatihan akuntansi kepada pengurus masjid. Acara yang bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Masjid (IAM) Masjid Baitul Mal Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini berlangsung di kantor Republika, Pejaten, Sabtu (14/10).

 Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nur Hasan Murtaji mengatakan sebanyak 12 peserta dari berbagai daerah berpartisipasi untuk meningkatkan kompentensi dalam pengelolaan keuangan masjid.
 
"Ini akan menjadi gerakan supaya pengelolaan keuangan (masjid) itu bisa transparan dan akuntabel," ujar Hasan.
 
Ia berharap akan  semakin banyak masjid yang menerapkan sistem akuntansi berbasis daring.  Materi yang diberikan dalam pelatihan diantaranya adalah teori-teori dasar akuntansi. Yakni Prinsip Dasar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 dan PSAK 109. PSAK 45 ditujukan untuk organisasi nirlaba yayasan masjid. Sedangkan PSAK 109 untuk pengelolaan zakat dan infak. Ia berharap pelatihan ini menjadi gerakan yang membuat pengelolaan masjid menjadi profesional.
 
"Jadi biar orang tidak memandang pengurus masjid hanya bisa ngurusin speaker, fisiknya masjid.  Tapi keuangannya juga diperhatikan," ujar Hasan.
 
Agus, salah satu peserta dari Masjid Al-Khair, Duren Sawit, Jakarta mengaku banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk diterapkan dalam pengelolaan keuangan masjid. "Tadi belajar aturan-aturan yang ada pada syariat Islam. Penyalurannya harus bagaimana. Infak harus bagaimana," ucapnya.
 
Menurut Agus, dengan adanya sistem akuntansi online ini, pengelolaan keuangan masjid menjadi lebih mudah. Banyak proses penghitungan yang tadinya harus diurutkan satu per satu, menjadi otomatis. Bendahara keuangan mashid tersebut berharap dengan adanya sistem ini, nantinya tidak hanya mengandalkan satu orang dalam pembuatan laporan keuangan. Selain itu ia juga berharap akan ada transparasi, karena data keuangan dapat dilihat oleh masyarakat kapan pun melalui website.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement