Ahad 22 Oct 2017 06:03 WIB

Samarkand dalam Catatan Ibnu Batutah

Kompleks Madrasah Ulugh Beg di Samarkand, Uzbekistan.
Foto: getintravel.com
Kompleks Madrasah Ulugh Beg di Samarkand, Uzbekistan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketika Ibnu Batutah mengunjungi Samarkand pada 1330, pe lan cong Muslim yang masyhur itu menggambarkannya sebagai salah satu kota teragung, terbaik, dan paling sempurna dalam hal ke indahnnya. Ibnu Batutah memang benar! Sebab, keindahan yang ditawarkan Samarkand memang sangat memesona.

Bangunan masjid, istana, taman, dan beragam mahakarya arsitektur nan me nawan lainnya yang terdapat di kota ini bakal mengingatkan orangorang pada negeri dongeng seperti yang dituturkan oleh tokoh fiktif Ratu Syahrazad dalam kisah Seribu Satu Malam. "Bahkan, keindahan Samarkand boleh disebut bagian dari surga Allah di bumi," ungkap Afifa Thabet dalam artikel berjudul "Samar kand is an Astonishing City Where Islamic Treasures and Eastern Beauty Meet", yang dilansir laman Mvslim.com, akhir September lalu.

Samarkand adalah kota terbesar kedua di Uzbekistan, setelah Tashkent. Keberadaan kota ini setidaknya telah melalui perjalanan sejarah selama 2.750 tahun. Samarkand juga dianggap sebagai salah satu kota tertua di dunia karena didirikan pertama kali pada zaman peradaban kuno negeri Sogdiana (sekitar 600 SM).

Lokasinya yang berada di Jalur Sutra menjadikan Samarkand salah satu kota paling subur di Asia Tengah selama ber abadabad, baik sebelum maupun sesu dah penaklukan oleh bangsa Arab Muslim. Kota ini tumbuh sebagai pusat perdagangan internasional terpenting di Asia Tengah.

Di kota ini pula, para pedagang dari berbagai negara bertemu dan saling bertukar pikiran sehingga membentuk asimilasi kebudayaan di antara mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement