Senin 02 Oct 2017 16:30 WIB

Kelembutan Rasulullah Saat Berdakwah

Rep: A Syalabi Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kita bisa mengenang kelembutan Rasulullah SAW saat berdakwah di Thaif. Peristiwa itu terjadi tiga tahun sebelum hijrah. Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk mengajak Kabilah Tsaqif, penguasa Thaif, untuk meminta pertolongan dan perlindungan. Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya Siti Khadijah dan Abu Thalib, pelindung utama yang juga paman Rasulullah SAW.

Untuk menghindari penganiayaan yang lebih berat dari kaumnya, Rasulullah berangkat ke Thaif diam-diam dengan berjalan kaki. Di kota ini, Rasulullah tinggal selama sepuluh hari. Namun, perlakuan yang diberikan penduduk Thaif sangat kasar. Saat itu, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW dengan batu. Tindakan brutal penduduk Thaif ini membuat Zaid bin Haritsah membela dan melindunginya. Tapi, kepalanya juga terluka akibat terkena lemparan batu. Akhirnya, Rasulullah ber lindung di kebun milik 'Utbah bin Rabi'ah.

Rasulullah SAW memanjatkan doa, "Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Zat Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah pelin dung ku! Kepada siapa diriku hendak Eng kau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah ke pada musuh yang akan menguasai diriku?

Jika Engkau tidak murka kepadaku maka semua itu tak kuhiraukan karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpah kan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan akhirat dari murka-Mu yang hend ak Engkau turunkan dan mempersa lahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu."

Mendengar doa kekasih-Nya, Allah SWT mengutus Jibril As untuk menyam pai kan bahwa Allah menerima doanya. Malaikat penjaga gunung pun bersiap untuk melakukan apa yang akan diperintahkan Nabi. Jika Rasulullah berkehendak, malaikat itu akan benturkan kedua gunung di samping kota itu, sehingga siapa pun yang tinggal di antara keduanya akan mati terhimpit. Hanya, kelembutan hati Nabi tampak. Dia pun menjawab, ''Saya hanya berharap kepada Allah SWT, andaikan pa da saat ini, mereka tidak menerima Islam, mudah-mudahan kelak mereka akan men jadi orang-orang yang beribadah kepada Allah SWT."

Kelembutan jiwa Rasulullah SAW yang menolak untuk menghancurkan gununggunung untuk menghancurkan kaum Thaif menjadi satu bukti bahwa dakwah meng hin dari hal-hal represif. Begitu pun transformasi yang ditunjukkan Sunan Bonang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement