Sabtu 30 Sep 2017 17:48 WIB

Umat Diajak Menghidupkan Wakaf

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Esthi Maharani
Wakaf Uang (Illustrasi)
Foto: ANTARA
Wakaf Uang (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Umat diajak menghidupkan kembali peradaban wakaf yang merupakan salah satu sumber dana besar internal umat Islam. Pendayagunaan wakaf dengan baik akan berdampak pada ekonomi.

Chairman of Indonesia Startup Center, Muhaimin Iqbal menjelaskan, berdasarkan hadis, ekonomi baru berdampak bisa sumber keuangan Islam termasuk wakaf digerakkan. Kalau bisa berekonomi dengan sistem ini, hadis Rasulullah menyebut umat bisa mendapat hujan saat yang lain kekeringan.

''Sumber dana internal umat itu sangat besar sehingga umat tidak perlu berebut dengan dana ribawi,'' kata Iqbal dalam serial seminar Islamic Fintech di Kompleks STEI Tazkia, Sentul, Kabupaten Bogor Jawa Barat, Sabtu (30/9).

Berdasarkan hadits, bila seorang Muslim meninggal, salah satu kebaikan yang masih mengalir baginya adalah wakaf. Bila mengacu pada kebolehan wakaf harta waris maksimal sepertiga, maka ada sepertiga kekayaan kaum Muslim dari wakaf.

 

Di sisi lain, anjuran berwakaf juga jelas dalam surat Ali Imran ayat 92. Ayat itu menegaskan tidak akan pernah masuk surga selama-lamanya mereka yang tidak mewakafkan harta yang paling dicintainya. ''Bila walaf dikelola dan dioptimalkan penggunaanmya, dampaknya akan luar biasa,'' kata Iqbal.

Di zaman Abu Thalhah, wakaf terbaik adalah kebun. Wakaf terbaik tiap era bisa berbeda dan wakaf terbaik saat ini adalah sumber daya. Di beberapa negara, wakaf korporasi juga mulai diregulasi. Ada rupa-rupa wakaf yang bisa diberikan korporasi, mulai dari aset, produk, sumber daya, wakaf manfaat, atau lainnya.

I-Grow yang dilahirkan Indonesia Startup Center juga melaksanakan wakaf. Pekerja bisa mewakafkan sepertiga waktunya untuk membantu apa saja sehingga mereka hanya bekerja dua pertiga dari waktu kerja.

''Ada yang berpikir sedekah atau wakaf kalau sudah punya harta saja, justru yang paling utama adalah sedekah saat susah dan sangat butuh pertolongan Allah. Banyak anak muda sehat, yang berpotensi, ingin kaya, itulah saatnya sedekah,'' ungkap Iqbal.

Iqbal dan rekan-rekannya juga sudah mulai menggerakkan wakaf rumah sakit berjalan. Butuh sekitar Rp 300 miliar untuk membangun sebuah rumah sakit di Depok. Meski tak punya uang, zaman kreatif ini mereka manfaatkan untuk bisa memberi berikan layanan kesehatan terbaik dengan cara yang nyaman.

''Di situlah awal solusi. Karena berwakaf yang amat dicintai, kami wakafkan rumah sakit bergerak dengan standar amat tinggi,'' ucap Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement