Rabu 27 Sep 2017 04:23 WIB

Suhaib bin Malik Kagumi Ajaran Rasulullah

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Suatu hari, Suhaib bin Malik kembali ke Makkah setelah berdagang. Dia diberitahu bahwa Muhammad bin Abdullah telah berdakwah mengajak masyarakat untuk percaya hanya kepada Allah SWT. Nabi juga memerintahkan mereka untuk bersikap adil, melakukan perbuatan baik, dan melarang mereka melakukan perbuatan munafik. Dia segera bertanya sia pa Muhammad dan di mana dia tinggal.

"Dia tinggal di rumah al-Arqam bin Abil Arqam. Hati-hati. Jika ada orang Quraisy yang melihat Anda, mereka akan melakukan hal-hal yang paling mengerikan bagimu. Anda adalah orang asing di sini dan tidak ada ikatan kesukusan yang dapat melindungi," ujar rekannya.

 

Suhaib pergi dengan hati-hati ke rumah al-Arqam. Di pintu ia mene mukan Ammar bin Yasir, anak muda seorang anak dari Yaman yang dikenalnya. Dia ragu-ragu sejenak, lalu mendekati Ammar dan berkata, "Apa yang kau mau (di sini), Ammar?"

Ammar kemudian bertanya, apa yang Suhaib inginkan di tempat itu. Pria yang besar di Byzantium itu kemudian menjawab ingin mendengar langsung tentang Islam. Ternyata, Ammar juga menginginkan hal sama. Suhaib dan Ammar masuk dan mendengarkan apa yang Rasulullah dakwahkan. Mereka berdua benar-benar yakin akan kebenaran Islam. Cahaya iman masuk ke dalam hati mereka. Pada pertemuan ini mereka berjanji kepada Nabi menyatakan tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah.

Mereka menghabiskan sepanjang hari bersama Nabi yang mulia. Pada ma lam hari, di bawah kegelapan, mereka meninggalkan rumah al-Arqam. Hati mereka tenang dengan cahaya iman dan wajah mereka berseri-seri dengan kebahagiaan.

Orang Quraisy yang masih me nyembah berhala mencurigai kepergian Suhaib ke rumah al-Arqam. Ternyata, secara diam-diam, berita keislam Suhaib dan koleganya terdengar dan mulai menyebar. Masyarakat Quraisy ketika itu mulai melecehkan dan mengania yanya.

Tak hanya itu, mereka juga dihukum dengan cara yang tidak manusiawi. Tapi, mereka tetap memegang teguh keyakinan yang dianut. Islam tetap sebagai pelindung yang harus dijaga di hati, meski tubuh terus disiksa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement