Kamis 28 Sep 2017 09:14 WIB

Fatayat NU Soroti Kasus Stunting Anak

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
Anak
Foto: Republika/Yasin Habibi
Anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini, mengatakan Fatayat NU mempunyai perhatian besar terhadap kasus-kasus gizi terutama kasus stunting. Pasalnya, kata dia, di Indonesia kasus stunting saat ini mencapai 37,2 persen dan akibatnya bisa membuat pertumbuhan anak terhambat dan intelektualitasnya berkurang.

"Stunting ini kan kekurangan gizi secara kronis. Jadi bertahun menahun, kemudian akibatnya intelektualitasnya berkurang. Ketika dewasa dia akan mudah sakit," ujar Anggia saat ditemui Republika.co.id usai pembukaan Semiloka Barisan Nasional (Barnas) Fatayat NU Cegah Stunting di Jakarta, Kamis (28/9).

Jika mudah sakit, lanjut dia, berarti masyarakat akan mengeluarkan banyak uang juga dan negara pun akan banyak mengeluarkan uang untuk mengobati masyarakat yang mudah sakit itu. Hal tersebut menjadi konsentrasi Fatayat untuk menggerakkan semua warganya mencegah atau mengurangi kasus stunting, ucap permepuan berkacamata ini.

Anggia mengatakan, anggota Fatayat NU saat ini berjumlah kurang lebih 8 juta dan rata-rata hidup di pedesaan. Otomatis dengan tingginya kasus stunting ini anak-anak anggota Fatayat NU juga bisa terpapar stunting. "Meskipun stunting tidak selalu di pedesaan, tetapi kalau kita lihat kita memang perlu memperhatian itu," ucapnya.

Acara Semiloka Barnas Fatayat NU Cegah Stunting dibuka secara resmi oleh Ketua PBNU, KH Said Aqil Siroj. Menurut dia, kegiatan kesehatan ini sebenarnya merupakan amanat dari Muktamar NU yang dilaksanakan di Jombang.

"Ini kan salah satu program NU sebenarnya. Ini dilaksanakan oleh Fatayat yang merupakan amanat Muktamar Jombang, yaitu satu pendidikan, kedua kesehatan dan ini termasuk kesehatan, ketiga ekonomi rakyat," kata Kiai Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement