Sabtu 14 Oct 2017 15:42 WIB
Pelatihan Jurnalistik Mubaligh se-DKI Jakarta.

Mendakwah dengan Tulisan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Agus Yulianto
Redaktur foto Harian Republika, Yogi Ardhi, memberikan pemaparan tentang seni fotografi jurnalistik (Ilustrasi)
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Redaktur foto Harian Republika, Yogi Ardhi, memberikan pemaparan tentang seni fotografi jurnalistik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Menyebarkan materi dakwah dapat dilakukan dengan berbagai metoda dakwah. Ini karena, pendakwah dapat secara luas menyebarkan kebaikan tidak hanya berdakwah langsung, tetapi lewat media sosial.

Untuk itu pula, Harian Republika menggerar pelatihan jurnalistik mubaligh se-DKI Jakarta. Menurut Wakil Pimpinan Redaksi Republika, Nur Hassan Murtiaji, tujuan diadakannya pelatihan ini adalah agar pendakwah bisa menyebarkan konten-konten positif dalam berdakwahnya, tidak termakan hoaks, dan terbukti validasinya.

"Jakarta Islamic Centre dan Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta bekerja sama dengan Harian Republika membuat pelatihan agar pendakwah memahami bagaimana etika jurnalistik. Mereka tidak hanya memiliki skill untuk bisa menulis saja tetapi ada kaidah menulis yang perlu diketahui," ujar Nur hassan pada Sabtu (14/10).

Acara pelatihan Jurnalistik diadakan selama dua hari di gedung redaksi Harian Republika, Pejaten, Jakarta Selatan dengan materi hari pertama yaitu mengenai press realese dan fotografi. Dilanjutkan hari kedua yang dilaksanakan Ahad (15/10) mengenai cara menulis untuk media online, memaksimalkan media sosial, dan penulisan opini.

Rangkaian acara selama dua hari ini diadakan terbuka bagi siapa saja peserta (pendakwah) yang ingin mengikuti pelatihan penulisan jurnalistik. Hari pertama peserta tercatat 30 perserta Mubaligh dari berbagai daerah dan kalangan.

Asisten Redaktur Utama, Priyantono Oemar mengatakan, mubaligh merupakan agen perubahan untuk membangun masyarakat madani. "Dengan tulisan, perubahan akan menjadi lebih bermakna. Maka, saya membuat judul materi: "Menulislah Agar Perubahan Menjadi Lebih Bermakna"," ujarnya, Sabtu (14/10).

Menurutnya, dakwah dapat melalui lisan dan tulisan. Tugas Mubaligh adalah memberi terang jalan agar umat tahu arah jalan. Dengan terang itu, pendakwah dapat membantu umat memahami kehidupan. "Salah melihat kehidupan bisa menghambat perjalanan perubahan. Perjalanan hijrah," ujarnya.

Perwakilan Editor Halal MUI DKI Indra Cahyono datang jauh dari Bogor untuk membuat dirinya bisa menulis. "Saya ke sini yang penting bisa menulis. Saya membuat blog pribadi," ujarnya. Sebelumnya, Indra pernah mengikuti pelatihan semacam ini, namun menurutnya baru kali ini pelatihan terstuktur dan pengetahuannya dipaparkan secara jelas.

Begitu pula dengan Pendakwah dari Himpunan Pesantren DKI Jakarta, Syahrul Ramadhan (44 tahun). Ia merasakan kebermanfaatan dengan mengikuti pelatihan jurnalistik untuk pendakwah. Meskipun baru dilaksanakan satu hari di sesi pertama beliau sudah merasakan energi kesemangatan menulis untuk dibagikan kepada umat.

"Dakwah tidak hanya cukup dengan bicara, ketika kita bicara dengan jamaah hanya terekam pada saat itu, setelahnya tidak tercatat efek yang berkepanjangan. Dengan tulisan diharapkan bisa berpengaruh panjang lebih lama dan jamaah bisa mengingatnya lagi, jika lupa bisa dilihat lagi," ujar Syahdan panggilan akrabnya disela makan siang.

Menurutnya, dunia telah berubah, banyak media yang berguna untuk menuangkan dakwah dan yang paling efektif adalah melalui tulisan. Tujuannya agar lebih menyentuh ke masyarakat. "Tidak semua orang suka duduk di majelis, apalagi sekarang jamannya WhatsApp, berdakwah melalui tulisan menjadi sangat penting," ujarnya

Kebermanfaatan pengetahuan juga dirasakan ibu rumah tangga asal Bogor yang juga sebagai pendakwah di daerahnya. Nani Suci Rahayu (50 tahun) merasa mendapat pengetahuan baru yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. "Saya terbuka sekali, pengetahuan tentang menulis saja sudah tersampaikan, jadi membuat saya ingin menulis, belum lagi materi lain, saya senang," ujarnya.

Pelatihan Jurnalistik menjadi wadah belajar mencari ilmu pengetahuan baru bagi para pendakwah agar bisa berdakwah secara luas. Bukan hanya secara lisan. Tulisan menjadi penting dalam medianya untuk menyampaikan tujuan mulia manusia kepada manusia lain agar berguna dan bermanfaat sesama masing-masing diri manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement