Rabu 20 Sep 2017 20:01 WIB

Ketika Muslim Inggris Bebas Berpolitik

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Sadiq Khan, muslim yang menjadi calon Wali Kota London.
Foto: independent.co.uk
Sadiq Khan, muslim yang menjadi calon Wali Kota London.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Komunitas Muslim di Inggris semakin diperhitungkan. Suara umat Islam mampu mengangkat wakil di parlemen, sehingga aspirasi mereka tersalurkan. Mereka menguatkan konsolidasi yang berdampak pada pertumbuhan umat Islam yang sangat baik.

Sumbangsih mereka di antaranya adalah keberhasilan wanita Muslim pertama, Halimah Khaled, menjadi wali kota di Nottinghamshire. Khaled merupakan warga Inggris dan sangat teguh pendirian serta bangga kepada keimanannya.

Komunitas kulit putih harus belajar banyak dari Muslim bagaimana menghormati agama dan budaya yang berbeda, terutama bagi kaum muda. "Dia Muslim Inggris yang bangga dengan keimanan nya,"ujar anggota parlemen dari partai konservatif, Anna Soubry, seperti diberitakan Huffington Post, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, London juga memiliki wali kota Muslim pertama, Sadiq Khan. Politi kus Muslim itu banyak menghabiskan waktunya untuk menguatkan stabilitas ke amanan. Banyak serangan ekstremis di tahun pertama dia menjabat sebagai wali kota.

Khan dikenal sebagai pria yang taat beragama. Ketika azan berkumandang, dia akan menyempatkan diri untuk bersujud kepada Ilahi Rabbi. Tak ada makanan haram di dekatnya. Keislamannya dimanfaatkan untuk memahami orang lain dan menghormati agama yang berbeda atau bahkan mereka yang tidak beragama.

Dia adalah seorang liberal sosial. Jadi, dia sangat cocok untuk London, dengan mayoritas Katolik Polandia, Yahudi dan Hin du, Sikh, Muslim, Anglikan, dan seterus nya, "kata Tony Travers, ahli pemerintah an London School of Economics. Organisasi Muslim

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement