REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada kitab Az-Zawajir 'an-Iqtiraf al-Kabair, Abu al-Abbas Ahmad bin Hajar al-Haitami mengaku tertarik untuk menuangkan buah pikirannya yang berkaitan dengan ihwal dosa besar. Ia memiliki sebuah keinginan untuk melahirkan sebuah kitab yang fokus mengupas dosa besar dari berbagai aspek, meliputi definisi, jabaran hukum, serta janji dan ancaman akibat meninggalkan ataupun melakukan dosa tersebut.
Tak mudah bagi al-Haitami untuk menyelesaikan kitabnya itu. Bahkan, rencana untuk menulis kitab itu sempat tertunda beberapa lama lantaran minimnya referensi dan materi yang secara spesifik mengupas tema tentang dosa-dosa besar itu.
"Hingga akhirnya, aku menemukan banyak inspirasi dari sebuah kitab,'' ujar al-Haitami dalam kitab itu. Sayangnya, ia tak menyebutkan judul kitab yang memberinya inspirasi itu. Selain didorong rasa keprihatinan atas munculnya pelanggaran atas dosa besar pada masanya, al-Haitami lalu melakukan penelitian lebih jauh tentang buku yang ditulis oleh ad-Dzahabi.
Al-Haitami membagi kitab az-Zawajir ke dalam dua bab utama. Pada bab pertama, ia menjelaskan dosa-dosa besar yang berada dalam wilayah batin seseorang. Dosa besar itu tidak berkaitan secara langsung dengan pembahasan hukum fikih.
Sedangkan, pada bab kedua, al-Haitami secara khusus membahas tentang perbuatan lahir yang menyebabkan dosa besar dan memiliki keterkaitan langsung dengan ulasan hukum. Dilihat dari segi ini, metode fikih yang digunakan oleh al-Haitami adalah metode dan pendapat yang digunakan Mazhab Syafi'i.
Al-Haitami melengkapi karyanya itu dengan menguraikan keutamaan dan syarat-syarat tobat. Tidak hanya itu, al-Haitami menyebutkan pula bahasan tentang karakteristik surga dan neraka. Ia berharap sumbangsih kecilnya itu mampu membeberkan dorongan sekaligus peringatan bagi umat Islam agar menghindari berbagai tindakan yang bisa mengarah ke dosa besar.