Jumat 20 Oct 2017 02:03 WIB

Al Azhar Benteng Moderasi Islam

Menag bersama peserta Konferensi Internasional dan Multaqa Alumni Al Azhar menyanyikan lagu Indonesia Raya
Foto: dok. kemenag.go.id
Menag bersama peserta Konferensi Internasional dan Multaqa Alumni Al Azhar menyanyikan lagu Indonesia Raya

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai sebagai salah satu lembaga keagamaan, pendidikan, sosial dan dakwah Islam tertua, Al Azhar telah banyak berkontribusi dalam membangun peradaban Islam. Lebih dari seribu tahun sejak didirikan pada 361H/975M, Al Azhar selalu berada pada garda terdepan mendidik umat dan mengembangkan dakwah Islam yang moderat dan toleran, bukan hanya di Mesir, tetapi juga di seluruh dunia.

“Tidak berlebihan jika Al-Azhar disebut sebagai benteng moderasi Islam,” kata Lukman saat memberikan sambutan pada Konferensi Internasional dan Multaqa Alumni Al-Azhar IV di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/10). Konferensi internasional ini mengangkat tema 'Moderasi Islam: Dimensi dan Orientasi'.

Menurut Lukman, keberadaan ulama-ulama besar yang mendedikasikan ilmunya dengan ikhlas dan tradisi keilmuan Islam yang kuat dan bercirikan moderat menjadi daya tarik tersendiri bagi Al-Azhar, sehingga ribuan pelajar dari berbagai penjuru dunia datang menimba ilmu di sana, tidak terkecuali Indonesia.

Al Azhar, kata Lukman, berhasil menghimpun para pelajar dari berbagai penjuru dunia, sekaligus menampung dan menghimpun berbagai tradisi keilmuan, mazhab dan aliran pemikiran, tanpa ada fanatisme berlebihan. Al-Azhar juga menghimpun antara semangat mempersatukan umat dengan upaya memelihara keragaman pandangan keagamaan.

“Persatuan umat adalah sebuah keharusan, tetapi keragaman pandangan keagamaan juga adalah sebuah keniscayaan. Di Al-Azhar, semua aliran dan mazhab diajarkan,” ujarnya.

Menag menilai, Indonesia beruntung memiliki ulama-ulama alumni Al-Azhar. Sebab, mereka umumnya memiliki cara pandang moderat dan toleran karena keluasan ilmu yang dimiliknya. “Dalam bidang fiqih, kita pernah punya tokoh alumni Al-Azhar sekaliber Prof. KH. Ibrahim Hosen, dan dalam bidang tafsir, kita punya tokoh sekelas Prof. Dr. M. Quraish Shihab, yang secara konsisten memberikan alternatif pemahaman keagamaan dengan berbagai argumentasinya, dan pada saat yang sama menanamkan toleransi demi menjaga persatuan umat,” ujarnya.

Konferensi Internasional tahun ini merupakan gelaran ke-IV yang diselenggarakan oleh Organisasi Internsional Alumni Al-Azhar Mesir Cabang Indonesia. Kegiatan yang diawali dengan Multaqa Nasional Alumni Al Azhar ini diikuti 478 peserta. Multaqa itu membahas membahas berbagai persoalan keorganisasian dan persoalan dakwah kegamaan. Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan akan menutup konferensi internasional ini.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement