Senin 18 Sep 2017 20:23 WIB

Warisan Kebudayaan Islam di Mallorca

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Agung Sasongko
Istana Alfabia, Mallorca
Foto: http://signature-estate.com
Istana Alfabia, Mallorca

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Mallorca. Nama cantik ini tersemat untuk sebuah pulau di kepulauan Balears, Spanyol. Pulau ini terhampar di Laut Tengah dan berjarak sekitar 200 kilometer sebelah selatan Barcelona. Beribu kota di Palma de Mallorca, pulau ini adalah yang terbesar di Spanyol. Selain Mallorca, kepulauan Balears juga memiliki pulau cantik lain, yaitu Menorca, Ibiza, dan Formentera.

Berselimut iklim khas Mediterania, Mallorca tetap bermandi sinar mahatari pada musim dingin. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan, matahari bersinar 300 hari dalam setahun di kepulauan ini. Pada musim panas, matahari bersinar 10 jam sehari. Sedangkan pada musim dingin, warga Mallorca tetap dapat menikmati matahari selama lima jam setiap harinya.

Pada siang hari, suhu rata-rata pulau ini adalah 20 derajat Celcius. Sangat nyaman, bukan? Belum lagi panoramanya yang elok membuat siapa pun setuju untuk menyebut Mallorca sebagai pulau impian. Bayangkan, di sana terhampar langit biru bersih hampir sepanjang tahun, pasir putih seakan tak berujung, bukit-bukit batu, dan air laut nan tenang berwarna kebiruan. Pantaslah, jika Mallorca kini menjadi salah satu surga wisata di Eropa.

Pulau ini merupakan lokasi wisata favorit bagi warga Jerman, Inggris, dan tentu saja Spanyol. Data menunjukkan, setiap tahunnya sekitar enam juta wisatawan melancong ke sini.

Di balik gemerlap surga wisata Eropa itu, tak banyak yang tahu bahwa Mallorca menyimpan banyak jejak sejarah Islam. Jejak itu salah satunya tergambar dari sisi bahasa. Meski masuk dalam wilayah Spanyol, Mallorca memiliki jenis bahasa yang berbeda dari bangsa Catalan, yakni bangsa yang mendiami Catalonia, wilayah bagian selatan Spanyol yang berbatasan dengan Prancis.

Bahasa yang digunakan penduduk Mallorca justru dipenuhi dengan kata-kata yang berasal dari bahasa Arab. Bahkan, mayoritas penduduk Mallorca merasa bangga dengan bahasa, budaya, dan arsitektur bangunan mereka yang merupakan warisan dari kebudayaan Islam. Sejarah mencatat, Mallorca memiliki warisan peradaban Islam yang sudah tersimpan selama berabad-abad.

Jika suatu kali berkesempatan melancong ke Mallorca, Anda dapat menyambangi istana milik Raja Alfabia, penguasa Muslim terakhir pulau ini. Sayangnya, tak mudah untuk menjangkau kediaman raja muda Mallorca ini karena tempatnya yang tersembunyi dan dikelilingi gunung-gunung. Pemandangan berupa lembah-lembah dan tebing terjal mendominasi perjalanan menuju kediaman Raja Alfabia.

Kediaman Alfabia menawarkan pemandangan yang sangat indah dan memesona, utamanya bila dilihat dari Palma Bay. Dulu, Palma Bay merupakan satu-satunya pintu masuk menuju Pulau Mallorca. Namun kini, pintu masuk ke Mallorca bagi wisatawan dari seluruh Eropa adalah bandara, bukan lagi Palma Bay.

Dari tebing yang bertengger sekitar 60 meter di atas istana Alfabia, pengunjung dapat menikmati panorama bak musim semi yang yang sangat indah. Konon, suasana dan panorama khas musim semi selalu hadir di Mallorca. Nuansa musim semi ini tentu menjanjikan keindahan yang luar biasa di pulau ini.

Tak jauh dari kediaman Alfabia pula, terdapat hamparan tetumbuhan yang selalu tumbuh subur meski kawasan ini sedang musim panas. Hal ini menjadi berkah bagi para petani setempat yang hampir tak pernah mengalami masa paceklik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement