Sabtu 16 Sep 2017 23:00 WIB

Bentuk Kegigihan Ulama Mencari Ilmu

Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu pernyataan Abu Ghaddah pun terjawab. Ternyata, apa yang dibahas oleh para ulama di berbagai disiplin ilmu itu adalah salah satu dari fenomana yang ada di alam semesta.

Abu Ghaddah merasa, betapa seorang ahli fikih pada zaman dulu mampu memprediksikan dan membahas kasus-kasus lalu menjelaskan hukumnya. Sebuah langkah besar yang tentu memerlukan kesungguhan dan ketelatenan.

Konkretnya, tema ini sengaja dipilih oleh Abu Ghaddah tatkala tempatnya mengajar memberikan amanat kepadanya untuk memberikan pelajaran dan ceramah umum pada Fakultas Syariah di Universitas Ibnu Su'ud, Riyadh. Tema utama yang mesti dikupas dalam ceramahnya tersebut seputar kondisi saat para ulama dan cendekiawan Muslim masa dulu sewaktu mencari ilmu.

Abu Ghaddah mengelompokkan bentuk kesungguhan para ulama dalam dunia keilmuan ke dalam enam aspek yang berbeda. Pertama, ia mengelompokkan kisah-kisah ketangguhan para ulama untuk melakukan "wisata ilmu" atau rihlat fi thalab al ilm. Kedua, ia menceritakan tentang keseriusan para ulama dengan meninggalkan segala bentuk kenikmatan, baik tidur di waktu siang dan malam hari maupun rasa nikmat lainnya.

Ketiga, kesabaran dan penerimaan mereka terhadap kondisi perekonomian dan sulitnya hidup. Keempat, Abu Ghaddah menceritakan ketangguhan para ulama untuk menahan lapar dan dahaga selama menuntut ilmu. Kelima, para ulama yang kehabisan bekal dan ongkos saat menuntut ilmu dan perjuangan mereka dalam keterasingan. Keenam, mengisahkan tentang kesulitan yang dialami oleh para ulama tatkala buku mereka raib atau hilang, dicuri, serta terbakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement