Rabu 23 Aug 2017 17:45 WIB

Masjid Soofi Ladysmith Jadi Korban Kebijakan Apartheid

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
 Masjid Soofi Ladysmith
Foto: visualphotos.com
Masjid Soofi Ladysmith

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pada 1968 sebuah tragedi menimpa Darbar. Undang-Undang Pengaturan Tata Ruang menghancurkan kompleks ini untuk memberi jalan pada warga kulit putih. Hanya tiga yang tersisa, yakni madrasah, masjid, dan makam. Bangunan dan kegiatan yang lain dipindahkan.

Renovasi perluasan dan perubahan struktur yang dilakukan pada 1960 juga tetap mempertahankan terjaganya bangunan asli masjid. Gaya arsitektur masjid ini mengintegrasikan desain Muslim tradisional India dan kolonial di Afrika Selatan.

 

Perpaduan ini terlihat dengan pola lengkungan, minaret, pintu, dan jendelanya serta kubah yang mencirikan struktur masjid di kawasan anak benua India. Sedangkan, bagian arsitektur kolonial terlihat dari beranda dan dinding bangunan masjid.

Ornamen masjid menggunakan hiasan plester dinding dengan tingkat keahlian yang cukup baik dan kualitas yang tinggi. Sebagian besar struktur baru ornamen menggunakan tambahan asbes dan semen, sedangkan di bagian beranda dan balkon-balkon masjid disempurnakan dengan bata yang berkisi-kisi berbentuk sarang lebah. Salah satu aspek yang paling menonjol dari struktur asli tetap tak tersentuh di gedung adalah mihrab, ceruk setengah lingkaran di dinding masjid yang menunjukkan arah Ka’bah di Makkah, dan arah Muslim ketika berdoa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement