Senin 21 Aug 2017 21:14 WIB

TGH Hasanain, Ikon Berprestasi dari Bumi Seribu Masjid

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham Tirta
Tuan Guru Hasanain Juaini
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Tuan Guru Hasanain Juaini

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pendiri Pondok Pesantren Nurul Haramain, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Haji (TGH) Hasanain Juaini menjadi satu dari 72 ikon berprestasi yang terpilih dalam Festival Prestasi yang digagas Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP Pancasila) di Jakarta Convention Center pada 21 Agustus dan 22 Agustus 2017. Nama TGH Hasanain masuk dalam ikon berprestasi dalam kategori wirausahawan sosial atas dedikasinya selama ini.

TGH Hasanain mengatakan, di dalam kesadaran dan alam bawah sadar umat Islam Indonesia, ada keyakinan bahwa NKRI dengan perangkat pancasilanya adalah prestasi para alim ulama yang wajib dibela mati. "Untuk itu umat ini memerlukan qudwah, ikon untuk mereka teladani dalam mengisi kemerdekaan. Inilah urgensi dari festival ini," ujar TGH Hasanain kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (21/8).

Mengisi kemerdekaan dengan energi yang berlandasan keimanan, lanjut TGH Hasanain, adalah modal asasi untuk mencapai kejayaan. TGH Hasanain menyampaikan, saat inilah waktu yang tepat untuk mengandalkan orientasi pembangunan jiwa. Dia mengatakan, langkah UKP PIP mengarusutamakan kisah-kisah sukses anak bangsa merupakan salah satu strategi yang baik.

TGH Hasanain juga mengharapkan, media massa harus mengambil peran lebih kuat lagi dalam pembangunan jiwa atau mental bangsa. Menurutnya, dengan jiwa yang bersih dan penuh mentalitas merdeka akan menjadi jalan keluar dari berbagai krisis yang sedang dihadapi bangsa ini.

"Keterpilihan saya hanya akan menambah semangat mengabdi kepada agama, nusa, dan bangsa. Saya berdoa juga agar bisa mentrigger generasi muda dan anak-anak untuk berprestasi yang labih baik lagi," kata TGH Hasanain.

TGH Hasanain memang dikenal sebagai salah satu tokoh yang 'akrab' dengan lingkungan dan sosial. Pria kelahiran Narmada, Lombok Barat, 17 Agustus 1964 ini pernah mendapat penghargaan Ramon Magsaysay Award (Nobel versi Asia) 2011. Prestasi itu berkat kiprahnya yang luar biasa dalam bidang pembangunan pesantren peduli lingkungan, pemberdayaan perempuan dan toleransi antar umat beragama. Kegigihannya pula yang mengantarnya didaulat sebagai Tokoh Perubahan Republika 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement