Jumat 18 Aug 2017 16:41 WIB

Korban Percaya karena First Travel Sudah Punya Izin

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
Direktur Utama First Travel Andika Surachman (berdiri kiri) dan direktur First Travel Anniesa Hasibuan (duduk kanan).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Direktur Utama First Travel Andika Surachman (berdiri kiri) dan direktur First Travel Anniesa Hasibuan (duduk kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan calon jamaah umrah korban penipuan First Travel beraudiensi dengan perwakilan Fraksi PPP di DPR pada Jumat (18/8). Para calon jamaah tersebut kembali menuntut kejelasan nasib mereka yang tak kunjung diberangkatkan ke Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi.

Perwakilan PPP yang menerima pengaduan korban yakni Anggota Komisi VI DPR Mukhlisin dan Anggota Komisi VIII DPR Achmad Mustaqim. Para korban pun tidak menyia-nyiakan kesempatan audiensi tersebut untuk menyampaikan segala keluhannya. Salah satunya jamaah korban yakni Muhammad Asep dari Depok yang tertipu puluhan juta rupiah.

Asep menuturkan, ia bersama 16 anggota keluarganya menjadi korban gagal berangkat umrah oleh First Travel. Padahal ia telah menyetor lunas uang untuk pergi ke Mekkah sejak lama. Namun tak kunjung ada kejelasan nasib ia dan anggota keluarganya.

"Karena murah saya tertarik, saya cek izinnya juga ada, makanya saya mau ikut umrah tersebut tapi dijanjikan April tapi Mei juga nggak," ujar Asep di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Jumat (18/8).

Ia pun mencoba mencari kejelasan dengan mendatangi kantor First Travel, namun bukan berita gembira soal keberangkatannya justru ia diminta tambahan biaya untuk umrah.  "Tapi kantornya saat itu sudah kotor, jadi daripada saya ditipu dua kali maka saya per kecil. menjadi 9 orang. Kalau nggak nambah uang nggak bisa," ujarnya.

Keluhan serupa juga dirasakan perempuan bernama Sarah dari Kudus, Jawa Tengah yang mengaku sudah menyetorkan uang hingga Rp 70 juta untuk bisa ibadah umrah.

Ia mulai curiga ada yang tak beres dengan First Travel setelah ia sudah melunasi pembayaran pada Februari 2016 namun bukti pembayaran baru keluar Mei 2016. "Saya sudah curiga itu ketika saya bayar lunas Februari 2016, kuitansi dari first travel keluarnya malah Mei 2016. Saya sudah tanya ke agennya tapi malah lebih nyolot," ujar Sarah.

Sarah mengaku juga sudah berhati-hati ketika memilih First Travel. Sebab ia percaya bahwa First Travel yang dimillki Andika Surachman dan Annisa Desvitasari Hasibuan itu sudah memiliki izin di Kementerian Agama. "Untuk umroh sendiri kita sudah daftar ke travel berizin. Kita sudah hati-hati banget nih. Bahkan orangnya yang punya tajir. Istrinya desainer kelas dunia, entah dunia sebelah mana," katanya.

Ia pun kembali meminta fraksi PPP menyampaikan keluhannya tersebut kepada pihak terkait dan mencarikan solusi agar ia bersama puluhan ribu jamaah First Travel bisa tetap berangkat ibadah umrah atau dikembalikan uang yang sudah disetornya itu.

Sementara Anggota Komisi VI DPR Mukhlisin menyebut pihaknya berupa mencarikan solusi kepada para korban tersebut. Namun ia belum  dapat menjanjikan apakah solusi dalam bentuk bisa memberangkatkan seluruh jamaah atau tidak. "Kita akan mencarikan solusi bersama ini kan baru nampung, kita akan adakan pleno fraksi akan dicarikan solusi  yang terbaik dengan departemen agama atau pemerintah," kata Mukhlisin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement