Kamis 17 Aug 2017 13:36 WIB

Senator Pauline Ingin Melarang Penggunaan Burka

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Senator Australia Pauline Hanson
Foto: ABC
Senator Australia Pauline Hanson

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemimpin Partai One Nation, Pauline Hanson mengenakan burka (cadar) saat forum tanya-jawab antara senat dan lembaga eksekutif pemerintah. Penggunaan burka tersebut merupakan bentuk protes Pauline terhadap pemerintah.

Pauline menginginkan, Pemerintah Australia melarang siapa saja menggunakan burka di depan umum. Menurut pandangannya, penggunaan burka di depan umum mengancam keamanan. Oleh karena itu, dia meminta, Pemerintah Australia melarang penggunaan burka.

"Demi keamanan bangsa kita, akankah kalian melarang penggunaan burka di Australia," kata Pauline sebagaimana dilansir dari Dailymail, Kamis (17/8).

Ia mengatakan, terorisme adalah ancaman nyata bagi Australia. Banyak orang Australia takut terhadap terorisme. Sebagian besar orang Australia juga ingin melihat pelarangan penggunaan burka.

Sebagaimana dilaporkan The Australian pada Kamis (17/8), Jaksa Agung Australia, Senator George Brandis menolak keinginan Pauline melarang penggunaan burka. Menurutnya, apa yang dilakukan Pauline di forum tanya-jawab ini sangat mengerikan.

"Saya memberitahu anda, ini adalah nasehat dari setiap direktur jenderal keamanan. Saya telah bekerja sama dengan mereka dan dengan komisi-komisi di Polisi Federal Australia, sangat penting bagi pekerjaan intelijen dan penegakan hukum bekerja sama dengan masyarakat Muslim," ujarnya.

Dia menerangkan, perbuatan mengolok-olok dan menyudutkan masyarakat Muslim dengan cara menggunakan burka di forum tanya-jawab ini merupakan hal yang sangat mengerikan. Pauline bukanlah seorang Muslim, tapi menggunakan burka dan ingin penggunaannya dilarang.

Senator Brandis meminta Pauline merenungkan apa yang telah dilakukannya. Dia juga mengingatkan agar Pauline bersikap hati-hati agar tidak melanggar hukum serta tidak menyinggung perasaan umat Muslim yang juga warga Australia..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement