Selasa 25 Jul 2017 05:34 WIB

Ini Ciri Khas Masjid Shah Jahan

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Masjid Shah Jahan di Distrik Thatta, Provinsi Sindh, Pakistan.
Foto: Wikipedia.org
Masjid Shah Jahan di Distrik Thatta, Provinsi Sindh, Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dinasti Mughal menguasai Asia Selatan sejak abad ke-16 hingga abad ke-18 Ma sehi. Jejak-jejak peradaban kerajaan tersebut masih dapat dijumpai, uta manya di Pakistan dan India. Salah satunya adalah Masjid Shah Jahan yang terletak di Thatta, sebuah kota di Provinsi Sindh, bagian selatan Pakistan.

Masjid tersebut telah berdiri sejak abad ke-17 dan menjadi pusat kegiatan masyarakat Kota Thatta sampai hari ini. Nama masjid ini berasal dari nama raja Dinasti Mughal generasi kelima, Muhammad Khan Shah Jahan (wafat 1666). Sebab, kompleks masjid tersebut mulai dibangun pada 1647 atau ber tepatan dengan masa kekuasaan Shah Jahan.

Sejarah lokal mencatat, Raja Shah Jahan mempersembahkan masjid ini sebagai rasa terima kasihnya atas kebaikan rakyat Sindh yang ikut mendukung pasukannya melawan Raja Jahangir yang tidak lain daripada ayah kandungnya sendiri.

Pada 1993 masjid ini masuk daftar sementara warisan peradaban dunia yang diakui badan PBB, UNESCO. Lang kah ini, antara lain, berkat upaya pe merintah setempat untuk terus mempromosikan khazanah peradaban Islam. Selain masjid itu, ada pula Masjid Wazir Khan yang terletak di utara Pakistan dengan status yang sama. Ada pun status tetap warisan ke budayaan dunia di Pakistan terdapat pada kompleks permakaman kuno Makli. Letaknya berdekatan dengan Masjid Shah Jahan.

Dalam laman resminya, UNESCO mendeskripsikan Masjid Shah Jahan sebagai kompleks bangunan yang cukup unik. Ada 93 kubah yang menutupi bagian atas masjid ini. Bila dilihat dari angkasa, denah masjid ini berbentuk persegi panjang sederhana. Keseluruhan bangunan masjid tersebut tampak melingkupi lapangan seluas 52x30 meter persegi di tengahnya.

Bahan dasar Masjid Shah Jahan merupakan batu bata merah. Permukaan dindingnya dilapisi keramik dengan mozaik berwarna dominan biru. Mozaik tersebut menampilkan polapola geometris yang tampak bagaikan anyaman rumit, tetapi begitu indah. Ciri khas ini menjadikan Masjid Shah Jahan istimewa dibandingkan dengan masjid-masjid lainnya yang berdiri dalam masa kekuasaan Dinasti Mughal.

Lantai masjid ini, termasuk pada permukaan lapangan tengah, meru pakan batu pualam berkualitas tinggi. Warnanya cokelat cerah, sehingga tam pak serasi dengan dominasi warna biru pada dinding. Di bagian utara dan se latan Mas jid Shah Jahan terdapat lo rong-lorong yang mengarah ke lapangan tengah.

Meskipun denahnya mirip dengan masjid-masjid gaya arsitektur Levant atau Andalusia, ada perbedaan yang jelas pada lengkung gerbang-gerbang pintu. Alih-alih langsing, gerbang-gerbang pada Masjid Shah Jahan me rupakan dinding tebal. Hampir tidak ditemukan pilar-pilar yang langsing, sebagaimana pada masjid-masjid klasik di Spanyol.

Pada bagian atas dinding masjid ini, polanya cenderung berwarna monoton atau sama dengan bagian permukaan lan tai. Namun, di bagian bawah din ding tersebut, tampak pola-pola tana m a n atau geometris segi delapan ber war na biru yang indah dan menga gumkan. Bila menilik bentuk tersebut, jelas ada pengaruh dari gaya arsitektur Persia abad ke-17 atau Timurid dari Asia Tengah. Sebagai informasi, Dinasti Mughal merupakan penerus estafet peradaban Persia-Islam yang menguasai Anak Benua India.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement