Selasa 25 Jul 2017 04:51 WIB

Respons Kafir Menghadapi Malaikat

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Kafir (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Kafir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebaliknya, deretan pertanyaan serupa juga disodorkan kepada orang-orang kafir. Jawaban yang keluar dari lisan mereka hanyalah ketidaktahuan dan kebodohan. Akibatnya, kubur yang ia huni pun akan sempit dan ia akan disiksa.

Demikian penjelasan al-Baihaqi dalam kitabnya  Itsbat 'Adzab al-Qabr wa Sual al-Malakain. Melalui karya yang naskah manuskripnya diperoleh di Perpustakaan Ahmad III Turki itu, al-Baihaqi hendak membeberkan argumentasi tentang siksa kubur dan hal yang berkenaan dengannya.

Terkait fakta ini, Abdullah bin Mas'ud membaca ayat, Dan, barang siapa berpaling dari peringatan-Ku ma ka sesungguhnya baginya penghi dupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS Thaha [20]:124).

Baik pertanyaan, siksa, maupun nikmat kubur, pasti akan terjadi. Ketika jasad telah dikubur, lalu saudara, kerabat, dan para kolega beranjak pergi meninggalkan makamnya maka orang mukmin ataupun kafir akan mendapat disodori pertanyaan-pertanyaan itu.

Hukum Allah berlaku di sana. Seperti dalil-dalil sebelumnya, umat yang beriman menjawabnya dengan enteng. Sedangkan, kaum kafir tak kunjung bisa mencerna soal-soal itu secara baik. Siksa dan nerakalah balasannya. Hal ini sebagaimana tergambar dalam riwayat Anas bin Malik.

Lantas, bagian manakah dari diri manusia yang akan kembali dibangkitkan saat di alam barzakh, apakah jasad tanpa ruh, ruh sema ta, atau kedua-duanya? Menurut al- Baihaqi, yang mulai me ng ambil riwa- yat pada 399 H di usia 15 tahun, baik mukmin maupun kafir, kelak ruh mereka akan dikembalikan ke ja sad nya selama berada di alam bar zakh. Namun, kehidupan di alam barzakh berbeda dari kehidupan dunia. Tidak ada aktivitas ma kan dan minum di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement