Ahad 23 Jul 2017 19:31 WIB

Pesantren Apresiasi Program Pengiriman Hafiz ke Luar Negeri

Rep: FUJI EKA/ Red: Ilham Tirta
 Ustaz Slamet Ibnu Syam
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ustaz Slamet Ibnu Syam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemanag) RI membuat program pengiriman hafiz atau penghafal Alquran ke luar negeri karena banyaknya permintaan dari negara-negara di Eropa. Pengasuh Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran Pusat, Ustaz Ahmad Slamet Ibnu Syam menyambut baik program dari Kemenag RI tersebut.

Ustaz Slamet mengatakan, program pengiriman hafiz ke luar negeri merupakan suatu terobosan yang bagus dari pemerintah. Pemerintah memfasilitasi dan mendukung program pengiriman imam-imam dari Indonesia ke Eropa.

"Apalagi orang Indonesia disukai oleh orang-orang luar, sebab orang Indonesia lembut dan baik, cara penyampaian dakwahnya juga santun selain menguasai Alquran dan ilmu-ilmu Islam," kata Ustaz Slamet kepada Republika.co.id, Ahad (23/7).

Ia menyampaikan, sosialisasi dari Kemenag RI terkait program pengiriman hafiz ke luar negeri belum sampai. Meski demikian, Daarul Quran sudah sangat siap mengirim hafiz ke luar negeri karena sudah sering melakukannya. "Kalau nanti ada kerja sama dengan Kemenag, Kemenag membutuhkan (hafiz) untuk dikirim kemana pun kami siap," ujarnya.

Ia menerangkan, setiap tahun Daarul Quran mencetak ratusan hafiz. Daarul Quran juga mengirim hafiz ke luar negeri selama ini menggunakan relasi sendiri. Sebab, Daarul Quran terhubung dengan berbagai organisasi dan lembaga yang fokus pada program menghafal Alquran. Bahkan, jaringannya ada di 70 negara.

Di samping itu, cita-cita Daarul Quran menduniakan Alquran, membangun seratus pesantren di seratus kota di lima benua. Mengenai program mengirim hafiz ke luar negeri, Daarul Quran mengapresiasi. Sebab, perhatian terhadap Alquran merupakan hal yang patut disyukuri. "Harapannya program (Kemenag RI) tersebut bermanfaat sebanyak-banyaknya buat umat Islam di seluruh penjuru dunia," katanya.

Ustaz Slamet menginformasikan, Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Quran Pusat sudah mengirim kader-kader Daarul Quran ke luar negeri sejak sebelum ada program dari Kemenag RI. Lebaran kemarin sudah mengirim tiga orang santri ke Korea untuk menjadi imam dan mengajarkan Alquran di sana.

Daarul Quran tergabung dengan organisasi tahfiz Internasional di Jeddah. Setiap tahun ribuan imam dikirim ke seluruh penjuru dunia. Kebanyakan mereka dikirim ke negara yang minoritas Muslim. "Barusan kami mendapat tawaran untuk mengirimkan (santri) untuk menjadi imam di sana," ujarnya.

Sementara, Mudir Ma'had Askar Kauny, Ustaz Abdul Rasyid menyampaikan, program mengirim hafiz ke luar negeri sangat baik. Santri-santri di Indonesia bisa termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas dalam menghafal Alquran.

"Diharapkan dengan adanya program tersebut generasi muda Muslim termotiviasi untuk meningkatkan kualitas dan kapasitasnya dalam menghafal," ujarnya.

Ia menerangkan, karena para hafiz akan menjadi imam di luar negeri, disarankan ilmu agama mereka juga harus dinilai sebelum berangka ke luar negeri. Menjadi imam sama dengan menjadi pemimpin, jadi ilmunya harus memadai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement