Ahad 23 Jul 2017 16:15 WIB

Eropa Hingga Timur Tengah Minta Hafiz dari Indonesia

Rep: Fuji Eka/ Red: Ilham Tirta
Para santri penghafal Alquran (ilustrasi).
Foto: Dok BMH
Para santri penghafal Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan besar dari negara-negara di Eropa dan Asia banyak yang membutuhkan hafiz (penghafal Alquran) untuk dijadikan imam masjid di negara mereka. Mereka meminta hafiz-hafiz ke Kementrian Agama (Kemenag) RI.

Karena banyaknya permintaan, Kemenag membuat program pengiriman hafiz ke luar negeri. "Pengiriman hafiz ke luar negeri berdasarkan permintaan dari kedutaan besar," kata Direktur Penerangan Agama Islam di Kemenag, Khoiruddin kepada Republika.co.id, Ahad (23/7).

Ia mengatakan, ada beberapa kedutaan besar yang sudah meminta kepada Kemenag untuk mengirimkan hafiz-hafiz dari Indonesia ke negara mereka. Di antaranya Kedutaan Besar Qatar, Mesir, dan Australia. Para hafiz tersebut nantinya akan dijadikan sebagai imam di masjid.

Ia menerangkan, para hafiz yang akan dikirim ke luar negeri harus melalui tes yang diselenggarakan Kemenag RI. Hafiz yang hafal 30 juz lebih diutamakan. Hafiz yang hafal 10 juz juga bisa dikirim ke luar negeri asalkan mempunyai keahlian tilawah yang baik. "Target kita setahun ada seratus hafiz yang akan kita kirim ke luar negeri, tapi tahun ini baru ada 30 hafiz yang dikirim," ujarnya.

Syarat yang kedua, dijelaskan Khoiruddin, mereka harus memiliki kemampuan Bahasa Inggris atau Arab. Tapi, kemampuan bahasa belum menjadi syarat utama dalam program pengiriman hafiz ini.

Menurutnya, yang terpenting para hafiz yang lulus tes di Kemenag RI mau berangkat ke luar negeri dengan jangka waktu yang telah ditentukan. "Santri yang dikirim untuk menjadi imam masjid di luar negeri, kebutuhan hidupnya akan ditanggung oleh negara yang bersangkutan," katanya.

Mengenai lama mereka menjadi imam masjid di luar negeri tergantung lama kontrak yang disepakati. Ada yang dua sampai tiga tahun. Sejauh ini kebanyakan yang minta hafiz dari negara-negara di Eropa.

Ia mengungkapkan, sejauh ini respon dari lembaga tahfiz Alquran mengenai program pengiriman hafiz ke luar negeri sangat positif. Mereka senang karena santri-santri mereka bisa bermanfaat bagi orang banyak. "Rata-rata usia para hafiz 25 tahun ke bawah, ada juga yang usianya 30," ujarnya.

Program pengiriman hafiz dan imam masjid ke luar negeri sebenarnya sudah berjalan tiga tahun. Tapi, baru serius ditindaklanjuti pada tahun ini. Kemenag RI tahun ini sudah mengirim 20 hafiz ke Qatar. Meski Kedutaan Besar Qatar meminta 40 hafiz.

Belum lama ini, sejumlah hazif juga diberangkatkan ke Rusia dan Azerbaijan. Khoiruddin menginformasikan, Hafiz yang bersedia berangkat ke luar negeri untuk menjadi imam masjid di sana bisa mendaftar ke Kemenag RI. Nanti mereka mengikuti tes pada waktu yang sudah ditentukan.

"Nanti kami akan membuat tes sendiri, waktu tersendiri, waktu yang ditentukan oleh Kemenag kapan akan diikuti, dan kami akan umumkan ke lembaga-lembaga tahfiz di Indonesia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement