Jumat 21 Jul 2017 15:15 WIB

Jaga Komunikasi dalam Media Sosial

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Media sosial
Foto: pixabay
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Media sosial (medsos) kini sudah menjadi tren di masyarakat. Keberadaannya sangat membantu dalam mempercepat tersebarnya berbagai informasi. Banyak masyarakat menggunakan medsos sebagai jalan untuk berbisnis ataupun berdakwah.

Tentu hal tersebut perlu disambut positif. Namun, tidak se dikit masyarakat yang juga me nya lahgunakan medsos kepada hal yang negatif. Contohnya, me nyebarkan pemahaman radikalis me atau menyebarkan informasi hoaks. Selain itu, medsos kini dijadikan alat propaganda. Feno mena menyebarkan informasi hoaks melalui medsos saat ini sa ngat marak terjadi serta alat pro paganda. Akibatnya, masyarakat Indonesia saling mencaci dan men curigai karena mudah termakan isu yang dimainkan me lalui medsos.

Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Tulangan, Si doar jo, Jawa Timur, KH Agoes Ali Ma syhuri memberikan pemapar an tentang menyikapi perkembangan medsos. Itu ia sampaikan saat men jadi pembicara dalam "Sara seh an Da'wah bil Sosmed," di Ge dung Pengurus Besar Nah dlatul Ulama (PBNU), Selasa (11/7).

Gus Ali, sapaan akrabnya, men jelaskan, medsos merupakan suatu kelompok yang berbasis in ternet. Sehingga, dapat dengan ce pat dan mudah memasukkan ideide baru. Menurut Gus Ali, salah satu pakar menyebutkan, medsos merupakan kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologi dan teknologi. "Itu (medsos) bukan cek kosong, pasti punya misi," ujar Gus Ali.

Gus Ali mengakui, medsos kini mempunyai peranan besar dalam membentuk opini publik. Ia mampu menggiring opini ma sya rakat melalui media ini. Sebab itu, medsos menjadi alat ampun untuk memengaruhi seseorang. "Maka, barang siapa yang mam pu menguasai media, sepa ruh mempunyai kemenangan dalam membangun opini publik. Arti nya, opini publik bisa dibangun," katanya.

Gus Ali juga mengingatkan kepada masyarakat, terutama pa ra jurnalis untuk menulis de ngan nilai-nilai Allah, yaitu kejujuran. Dengan begitu, Gus Ali meyakini, publik akan mendapatkan man faat positif dari medsos. Gus Ali pun mengajak masyarakat agar belajar berpikir positif. Pasalnya, hal itu juga menjadi salah satu jalan mencapai kesuksesan. Se baliknya, mereka yang tidak mam pu berpikir positif maka sela ma hidupnya tidak akan mencapai kesuksesan.

Gus Ali mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam menggunakan medsos. Masyarakat agar tidak mudah untuk dituntun oleh orang lain. Kesuksesan harus dilakukan dengan cara berpikir positif melalui diri sendiri. Dia menegaskan, konten yang menyebar di medsos mempunyai misi ter tentu. Publik harus pandai dalam memilih dan memilah se tiap konten yang ada di medsos. Ken dati demikian, Gus Ali me nam bahkan, medsos juga menjadi sarana strategis berdakwah pada masa sekarang. "Jadi, media so sial adalah cara strategis sebagai dakwah," ucapnya.

Gus Ali juga menyinggung cara berkomunikasi dengan orang lain, khususnya di medsos. Itu juga menyikapi komunikasi yang terjadi di medsos yang mengarah kepada hal-hal negatif. Seperti saling mencaci dan menyalahkan tanpa argumentasi yang jelas. Gus Ali pun mengajak kepada masyarakat agar memperlakukan dengan baik yang menjadi lawan berbicara. Ia mengingatkan agar dibangun suasana kekeluargaan saat berkomunikasi dengan orang lain."Perlakukan dengan baik lawan bicaramu. Jangan cobacoba memotong agar tercipta keakraban, penuh kekeluargaan," kata Gus Ali.

Terkait cara berkomunikasi tersebut, meurut Gus Ali, juga sudah dijelaskan dalam Alquran. Allah SWT meminta agar manu sia tidak memalingkan wajahnya dari manusia karena sombong. Sebab, Allah membenci orangorang yang sombong. Di samping ilmu komunikasi, masyarakat juga diimbau untuk mempunyai ilmu pengetahuan yang mempuni serta akhlakul karimah yang baik. Meski Gus Ali juga meng akui, mencapai akhlakul karimah yang baik tidak akan mudah. Karena itu, untuk mencapai akhlakul karimah yang baik dibutuhkan seorang pembimbing.

Dengan demikian, langkah yang harus dilakukan, yaitu dengan berteman dengan orang-orang terbaik. Gus Ali menegaskan, te man dapat menjadi acuan untuk melihat kapasitas seseorang. Gus Ali menambahkan, orang hebat juga tidak mungkin berjalan sen dirian. Mereka berproses bersama orang lain. "Jangan percaya orang hebat jalan sendiri. Karena, kita selain makhluk individu juga makhluk sosial," kata Gus Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement