Kamis 20 Jul 2017 22:44 WIB

Jaga Tradisi Pesantren, 200 Finalis Berlaga di Final MKK

Sekretaris F-PKB Cucun Ahmad Syamsurijal (kanan) dan Direktur CITATA Yustinus Prastowo (kiri) dalam acara diskusi oleh Fraksi PKB di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekretaris F-PKB Cucun Ahmad Syamsurijal (kanan) dan Direktur CITATA Yustinus Prastowo (kiri) dalam acara diskusi oleh Fraksi PKB di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/4). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tak kurang dari 200 santri putra dan putri se-Indonesia akan berlaga di final Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) yang digelar Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa. 

Ketua DKN Garda Bangsa, Cucun Ahmad Sjamsurizal, mengatakan kegiatan yang akan berlangsung di Graha Gus Dur, Kantor DPP PKB pada 21-22 Juli 2017 ini adalah rangkaian kegiatan menyambut Harlah ke-19 PKB. 

Para finalis tersebut, kata dia, adalah peserta-peserta terbaik hasil seleksi di wilayah masing-masing. MKK tahun ini diramaikan tak kurang dari 2.000-an peserta. 

Menurut dia, jumlah peserta meningkat lebih dari 100 persen di bandingkan dengan tahun lalu, baik di tingkat //ula//(yuniar) dan //ulya//(senior). Total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp500 juta, plus hadiah umrah. 

"Saya berharap di final nanti mereka mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya, serta tampil menjadi jura," katanya di Jakarta, Kamis (20/7).  

Cucun menambahkan, kitab yang dilombakan dari mulai babak penyisihan di tingkat kabupaten kota, semifinal tingkat provinsi dan final tetap sama, yakni Kitab Fathul Qorib, Nadham Imrithi, Kitab Ihya Ulumiddin serta Nadham Alfiyah Ibnu Malik. 

Esensi penyelenggaraan MKK sesungguhnya, menurut Cucun, adalah  menjaga dan melestarikan khazanah-khazanah intelektual pesantren yang merupakan ciri khas dalam mengembangkan pendidikan karakter. Serta dalam rangka menjaga tradisi Islam Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja). 

"MKK ini wajib dijaga dan dilestarikan sebagai tradisi intelektual pondok pesantren dalam rangka mengembangkan Islam Aswaja,” kata dia.   

Menurut anggota juri MKK, KH Abdul Moqsith Ghazali, penyelenggaraan MKK kali ini menambah semangat para santri untuk semakin giat belajar mendalami ilmu-ilmu keislaman dari sumber-sumber utama.

Dia berharap, dari perhelatan ini, tumbuh calon-calon ulama yang memiliki pengetahuan ilmu-ilmu keislaman yang mendalam. Mereka yang mampu menggali ilmu Islam langsung dari sumber-sumber utama. “Sebab, mereka telah memiliki kemampuan gramatika bahasa di atas rata-rata," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement