Selasa 18 Jul 2017 19:11 WIB

Syekh Sulaiman: Umat Islam Kondisinya Terpecah dan Lemah

Rep: FUJI EKA/ Red: Agung Sasongko
Prof. Syekh Sulaiman Al-Bierah guru dari Imam Masjidil Haram (Syekh abdurrahman As Audais).
Foto: Republika/Fuji EP
Prof. Syekh Sulaiman Al-Bierah guru dari Imam Masjidil Haram (Syekh abdurrahman As Audais).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Prof. Syekh Sulaiman al-Bierah guru dari Imam Masjidil Haram, Syekh Abdurrahman As Audais, ditanya tentang perpecahan yang terjadi di tengah umat menurut pandangannya. Ia berpendapat, realita dan fakta saat ini umat Islam sedang dalam kondisi penuh luka. Banyak mengalami persoalan-persoalan internal di dalam berbagai bidang.

Menurutnya, persoalan-persoalan tersebut muncul terutama setelah jatuhnya Khilafah Islamiyah Utsmaniyah. Kemudian, disusul dengan Perjanjian Sykes-Picot pada awal abad 20.

"Di mana negara-negara Arab, negara-negara Islam dipecah-pecah dibagi-bagi dan semenjak saat itu, secara entitas politik mereka tidak mempunyai kekuatan yang satu," kata Syekh Sulaiman kepada Republika.co.id saat berdiskusi dalam acara Simposium Jurnalis Muslim di Hotel Grand Inna Padang, Selasa (18/7).

Menurutnya, masing-masing negara Islam punya kepentingan sendiri-sendiri. Di sisi lain, mereka juga mengalami banyak permasalahan. Seperti permasalahan penjajahan, kemiskinan, kebodohan, kemunduran, buta huruf dan lain-lain. Permasalahan-permasalahan tersebut harus dipahami umat Islam.

 

Karenanya, Syekh al-Bierah menyarankan agar setiap Muslim memahami kondisi umat Islam saat ini. Sekarang berbeda dengan fase ketika Rasulullah mendirikan negara Islam di masanya. Kemudian dilanjutkan dengan khilafah. Tentu umat Islam pada masa Rasulullah berbeda kondisinya dengan saat ini setelah umat Islam dijajah dan terpecah-pecah.

"Kita sebagai umat Islam, sebagai generasi Islam, harus memahami hal itu, memahami sepaham-pahanya bahwasannya kita memang sedang dalam kondisi terpecah, sakit dan lemah," ujarnya.

Meski demikian, Syekh Sulaiman menegaskan, umat Islam tidak boleh kehilangan harapan. Suatu ketika umat Islam yang sedang sakit akan disembuhkan oleh Allah SWT. Mereka akan dipulihkan kondisinya oleh Allah. "Kita berusaha melakukan upaya apapun untuk kembali bisa pulih dari kondisi-kondisi tersebut," ungkapnya.

Ia menjelaskan, usaha yang sedang dilakukan Yayasan al-Manarah al-Islamiyah melalui Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Eropa serta Afrika dalam rangka menyembuhkan umat Islam yang sedang sakit. Yayasan al-Manarah tidak sedang memperdalam luka, tapi sedang mencoba mengembalikan harapan umat Islam.

Yayasan al-Manarah sedang berusaha mengembalikan situasi dan menyatukan umat Islam tanpa menyinggung soal perbedaan-perbedaan yang ada. "Semuanya disatukan dengan La ilaha ilallah, dengan kalimat tauhid, umat Islam semuanya disatukan dengan kalimat tersebut," ujarnya.

Ia menambahkan, usaha yang sedang dilakukan saat ini dalam rangka mendekatkan umat Islam. Bukan sedang saling menjauhkan umat Islam. Hanya usaha yang bisa dilakukan sekuat mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement