Senin 10 Jul 2017 18:10 WIB

Krisis Guru Agama, Persis: Itu Ironis

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Umum PP Persis, Haris Muslim tengah menyampaikan sambutan dalam Seminar Pengembangan Pesantren dan Santri Sehat (Ilustrasi)
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Sekretaris Umum PP Persis, Haris Muslim tengah menyampaikan sambutan dalam Seminar Pengembangan Pesantren dan Santri Sehat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum PP Persis, Haris Muslim berpendapat, bahwa kekurangan guru agama di sekolah yang mencapai angka hingga 21 ribu tersebut, sangatlah ironis. Pasalnya, Indonesia merupakan negara yang berpenduduk mayoritas Muslim.

“Kalau menurut saya itu ironis ya, di indonesia negeri mayoritas Muslim, kekurangan guru agama sebesar itu,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (10/7).

Namun, lanjut dia, guru agama di Indonesia sebenarnya tidak kekurangan, jika dari segi potensi yang ada. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lulusan guru agama dari perguruan tinggi Islam seperti UIN atau IAIN.

“Kalau nggak salah kita kan punya 11 UIN dan 25 IAIN. Itu kan setiap tahun pasti mengeuarkan lulusan ratusan bahkan ribuan guru agama, artinya itu bisa diserap untuk menjadi guru agama,” ucapnya.

Jika saat ini terjadi krisis guru agama, kata dia, hal itu tak lebih karena pemerintah kurang koordinasi terkait mekanisme pengangkatan guru agama di sekolah-sekolah. Selain itu, pemerintah belum berhasil membuat para sarjana berminat menjadi guru agama di sekolah karena kurangnya kesejahteraan.

“Artinya kan kalau ini tidak diantisipasi dari awal, pelajaran agama nanti bisa diajarkan oleh guru yang tidak kompeten di sana dan itu bahaya itu,” kata Haris.

Karena itu, menurut dia, pemerintah tidak boleh membiarkan masalah ini berlarut-larut, sehingga para lulusan sarjana agama bisa kembali berminat menjadi guru agama di sekolah dan dapat menutupi kekuranga yang mencapai 21 ribu tersebut.

“Ini jangan dibiarkan berlarut-larut, harus secepatnya pemerintah daerah, pemerintah pusat bekerjasama dengan perguruan tinggi Islam untuk mengantisipasi ini,” ucap Haris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement