Senin 10 Jul 2017 14:44 WIB

Kekurangan Guru Agama, Ketua MUI: Ini Menyedihkan

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
KH Cholil Nafis
Foto: dok.Pribadi / cholilnafis.tv
KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengatakan, bahwa kekurangan guru agama yang mencapai angka 21 ribu, sangat menyedihkan bagi keberlangsungan pendidikan di Indonesia. Pasalnya, agama merupakan ajaran yang harus diajarkan dalam pendidikan di Indonesia, sehingga dapat menguatkan karakter kebangsaan.

"Mendengar data dan membaca realita di tengah-tengah masyarakat bahwa kita masih banyak sekali membutuhnya guru agama ini menyedihkan. Karena undang-undang tentantang pendidikan itu mengharuskan ada pendidikan agama," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (10/7).

Kiai Cholil menuturkan, dalam pendidikan nasional diperlukan pendidikan agama yang mengajarkan agama atau kepercayaan masing-masing agama. Namun, jika saat ini kekurangan agama, maka akan menimbulkan sesuatu yang buruk bagi bangsa ini. "Jika tidak disiapkan guru agama, itu sudah tidak baik dan tidak tepat," ucapnya.

Menurut dia, pemerintah harus segera menverifikasi data kekurangan guru agama di sekolah tersebut. Selain itu, kata dia, juga harus memperhatikan guru yang mengajar secara tidak proporsional, di mana saat ini guru yang tidak ahli agama juga ikut mengajar pelajaran agama. "Yang mengajarkan agama haruslah orang yang memang bidangnya agama," kata dia.

Tidak hanya itu, ucap dia, guru yang mengajarkan pelajaran agama di sekolah juga harus mempunyai pemahaman keagamaan yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga agama bisa menjadi spirit kebangsaan. "Jangan sampai karena salah paham memahami agama, meskipun dia memang jurusan agama. Apalagi yang bukan jurusan agama, sehingga membenturkan agama dengan kepentingan NKRI," ucap Kiai Cholil.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement