Kamis 06 Jul 2017 17:54 WIB

Muslim London Timur Takut Pergi ke Luar Rumah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Kaum Muslim London menyalakan lilin tanda bela sungkawa (Ilustrasi)
Foto: REUTERS/Peter Nicholls
Kaum Muslim London menyalakan lilin tanda bela sungkawa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muslim di London timur takut pergi ke luar rumah pasca penyiraman cairan asam yang menargetkan warga Asia. Kepolisian juga dituding membiarkan hal itu sementara warga setempat menyebut komunitas Muslim sebagai teroris.

Komunitas Newham Stand Up to Racism sempat menggelar unjuk rasa semalam suntuk sempat di Stratford pada Rabu (5/7). Mereka meminta kepolisian dan pemerintah merespon peningkatan jumlah serangan Islamofobia. Penyerangan di London muncul makin sering dan telah telah dilaporkan ke berbagai pihak berwenang.

Newham Stand Up to Racism menyoroti materi yang disebarkam gerakan sayap kanan jauh ekstrim dan nazi di media sosial.

Sebuah pertemuan darurat dihadiri Wali Kota Tower Hamlets, John Bigg, akhir pekan lalu. Bigg menyatakan, penyerangan ini terjadi di depan mata banyak orang dan membuat banyak orang merasa tidak aman pergi ke luar rumah.

Juru kampanye gerakan anti rasis Maz Saleem memperingatkan serangan ini merupakan teror. Ayah Saleem sendiri tewas pada 2013 lalu setelah diserang simpatisan nazi.

''Aksi ini adalah terorisme. Ada banyak serangan terhadap Muslim tak berdosa di London dan sekitarnya. Tapi pemerintah dan media tidak mengatakan apapun, mengapa?,'' ungkap Saleem seperti dilansir The Morning Star, Kamis (6/7).

Ia mengajak, semua elemen masyarakat untuk menghentikan ini. Polisi harus berani menyatakan penyerangan terhadap Muslim tidak bersalah karena motif Islamofobia sebagai aksi terorisme. Ia menantang, para penguasa yang gagal menemukan solusi dan menginvestigasi penyerangan semacam ini.

Wilayah Newham, London, kini jadi terkenal sebagai ibukota serangan cairan asam. Sebab, tercatar ada 415 serangan menggunakan material korosif sejak 2010. Sementara wilayah lain seperti Barking, serangan serupa untuk periode yang sama tercatat 157 kasus. Secara umum di London, penyerangan menggunakan cairan asam sendiri meningkat dari 261 kasus pada 2015 menjadi 431 kasus pada 2016.

Angka tersebut melampaui angka rata-rata masional. Meskipun secara nasional, angka penyerangan menggunakan cairan asam meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir.

Kedua saudara, Resham Khan dan Jameel Muhktar, hidup dengan kisah berbeda setelah menjadi korban penyemprotan cairan asam bulan lalu. Polisi menolak mengategorikan aksi itu sebagai aksi kebencian dan memilih menjadikannya sebagai kasus rasial atau kejahatan bermotif agama.

Pascapenyerangan dua saudara sepupu itu, komunitas Muslim di London jadi lebih waspada dengan keselamatan diri mereka. Pascaserangan itu, hampir 300 ribu orang telah menandatangani petisi pelarangan cairan asam tanpa izin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement