Rabu 28 Jun 2017 14:21 WIB

Berita Dusta, Daya Hancurnya Berlipat Ganda

Hoax. Ilustrasi
Foto: Indianatimes
Hoax. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Muntaha biasa mengisi pengajian di Kerohanian Islam (Rohis) KBRI yang biasa diadakan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Selain itu, juga pernah mengisi pengajian di Kantor Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia (PCIM), Komunitas Muslim Kuala Lumpur, dan lain-lain.

Ustaz Muntaha kali ini menyampaikan tema khotbah yang relatif cukup aktual dengan merebaknya informasi hoaks (hoax), berita bohong, dan kontraproduktif dengan judul "Berita Dusta Pembawa Petaka Introspeksi Kehidupan Pribadi, Berbangsa, dan Bernegara pada Era Sosial Media".

"Beragam jenis senjata memang bisa merusak bangunan dan bahkan kota. Namun, kerusakan masih terlokalisasi. Akan tetapi, jika senjata yang digunakan adalah berita dusta, daya hancurnya akan berlipat ganda dahsyat. Jangan sembarang 'like' dan 'share'," katanya.

Ia meminta memastikan tidak semua berita itu benar karena berita selalu memiliki dua sisi, benar dan salah, dan pada zaman yang amanah sudah terkikis seperti saat ini. Hal ini patut waspada terhadap berita, terutama yang mempunyai potensi memecah belah dan mengadu domba umat.

"Apalagi, jika berita saat ini sudah bukan sekadar berita faktual, melainkan sudah diramu dengan asumsi penulis untuk suatu skenario tertentu yang memang sudah dirancang mendahului fakta. Maka, berita menjadi sesuatu yang patut dicurigai. Oleh karena itu, setiap muslim harus senantiasa waspada," katanya.

Tidak semua berita yang benar, kata dia, perlu disampaikan karena berita baru dan hangat sering kali menggoda sehingga menjadi "orang pertama" yang membawa berita bisa jadi bagi sebagian orang dianggap punya makna.

Namun, syariat Islam mengajarkan jika sudah yakin bahwa berita itu benar, harus dipelajari manfaat dan mudarat yang akan ditimbulkan oleh berita tersebut.

"Pastikan bahwa semua yang kita sebar akurat dan membawa rahmat untuk umat sehingga setiap kata yang kita sampaikan dikatagorikan sebagai sedekah, dan kita tulis tercatat di dalam buku catatan amal, yang akan diminta pertanggungjawaban pada hari akhir," katanya.

Untuk membangkitkan umat dari keterpurukan bukan dengan mem-"blow up" kejelekan. Untuk membangunkan umat dari keterbelakangan, bukan dengan menyebarkan berita kejahatan. Akan tetapi, sebaliknya, dengan menumbuhkan semangat dan optimisme dan harapan, bagaimanapun dalamnya curamnya kehancuran, berikanlah harapan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement