Senin 26 Jun 2017 06:31 WIB

Lebaran di Italia: Menunggu Kabar Hilal di Roma

Pengajian Komunitas Muslim Indonesia di Roma. (Ilustrasi)
Foto: Dok. Pribadi
Pengajian Komunitas Muslim Indonesia di Roma. (Ilustrasi)

Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ., M.Pd.I

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada hari Jum’at (23/6), digelar acara buka bersama di kota suci Vatikan.  Sambutan dari Duta Besar Republik Indonesia untuk takhta suci Vatikan, Agus Sriyono mengatakan, senang sekali melihat kebersamaan dan gotong royong masyarakat dalam mengisi akhir-akhir bulan Ramadhan ini. Agus Sriyono juga mengucapkan selamat hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.

Seperti di Indonesia, sebagai bentuk taat pada pemerintah, idul fitri atau biasa disebut lebaran selalu menunggu keputusan kementerian agama, setelah dilakukan sidang Isbat. Biasanya penentuan awal ramadhan dan penentuan satu syawal dilakukan sidang isbat oleh kementrian agama dengan mengumpulkan berbagai macam unsur di bidang ilmu falaq dan ilmu pendukung lainnya.

Karena dalam penentuan Ramadhan, syawal, idul Adha, dan lain-lain ada dua metode, yaitu metode Hilal dan metode Hisab. Hilal adalah melihat bulan untuk mengetahui tanda kedatangan bulan baru dalam hijriah. Sedangkan hisab adalah penentuan yang perhitungannya secara matematika sesuai jumlah hari dalam hitungan bulan hijriah.

Umar bin Khattab adalah penggagas yang menentukan peristiwa Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah sebagai hitungan awal hijriah. Berbeda dengan hitungan tahun masehi, yang jumlah harinya dalam setahun 365 hari, sedangkan Jumlah hari hijriah dalam setahun ada 354 hari. Hitungannya selang-seling, sehingga urutan jumlahnya mudah untuk dihafal.

Jumlah hari pada bulan Muharam 30 hari.  Safar 29 hari.  Rabiul Awal 30 hari. Rabiul Akhir 29 hari. Jumadil Awal 30 hari. Jumadil Akhir 29 hari. Rajab 30 hari. Syaban 29 hari. Ramadhan 30 hari. Syawal 29 hari. Zulka’dah 30 hari. Zulhijah 29 hari.

Jika terjadi perbedaan keputusan dalam penetapan Ramadhan , Syawal, Idul Qurban, dan lain-lain, maka tidak perlu saling menyalahkan. Berlakulah bijaksana. Selama beracuan pada keduanya, masih bisa diambil mana yang terbaik setelah duduk bersama mencari kemufakatan.

Sebagaimana pada zaman Rasulullah ada orang yang baduy melihat hilal, maka Rasulullah menyatakan untuk segera diumumkan berpuasa. Dan ketika ada lagi yang mengadu kepada Rasulullah telah melihat hilal, rasulullah menyatakan untuk segera berbuka. Berpuasalah karena sudah terliht hilal atu bulan baru. Dan berbukalah atau lebaranlah setelah terlihat hilal. Jika bulan baru itu tidak terlihat, maka genapkanlah bilanganny sampai 30 hari. (HR. Muslim)

Semoga puasa sebulan penuh Ramadhan yang kita lakukan mendapat ridlo dari Allah SWT. Sehingga pasca berpuasa, ibadah yaang kita lakukan menjadi bertambah dan istiqomah.

Dai Ambassador Cordofa 2017, Tidim LDNU, Guru PAI SMA YPK Bontang, Penulis Buku: Amroden Belbre; Perjalanan Dakwah 45 hari di Eropa, Fathul Khoir; Metode Mudah Memahami Ilmu Tajwid

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement