Ahad 25 Jun 2017 11:27 WIB

Cerdas Bersyukur Setelah Sebulan Beribadah Puasa

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andri Saubani
Suasana seusai shalat Idul Fitri di Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (25/6).
Foto: REPUBLIKA/Binti Sholikah
Suasana seusai shalat Idul Fitri di Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Salat Ied 1 Syawal 1438 H di Masjid Al Akbar Surabaya diikuti ribuan jemaah. Salat Ied dipimpin oleh imam besar Masjid Al Akbar, KH Abdul Hamid Abdullah.  Dalam Salat Ied tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat KH Agoes Ali Masyhuri bertindak sebagai khotib. Kiai yang akrab disapa Gus Ali tersebut membawakan Khotbah bertema 'Urgensi Cerdas Bersyukur'.

Dalam tausiyahnya, Gus Ali menegaskan sesuai Surat Al Baqarah ayat 185, bahwa dalam kehidupan Muslim itu berjalan dari takbir ke tasyakur. Dalam ayat tersebut Allah mengajarkan kepada manusia agar setelah selesai menjalankan ibadah puasa untuk mengagungkan Allah dan bersyukur kepada-Nya.

Takbir artinya mengagungkan Allah dan mengecilkan apa-apa selain Allah. Dalam ibadah puasa, takbir dicerminkan dengan mengecilkan pengaruh hawa nafsu, dan menghidupkan kebesaran Allah dalam hati kita. Ketika kita membaca Alquran, manusia mengecilkan seluruh pembicaraan dan hanya mengagungkan Kalamullah. Ketika berdiri dalam salat malam di bulan Ramadhan, manusia mengecilkan seluruh urusan dunia dan hanya mengagungkan perintah Allah.

"Bukankah dalam puasa kita sudah mengagungkan Allah? Bukankah pada malam dan hari ini kita sudah bertakbir? Mengapa kita harus bertakbir lagi? Mengapa kita harus mengagungkan Allah lagi? Jawabnya Allah Maha Tahu. Kita sering bertakbir dalam ibadah-ibadah kita, tetapi melupakan takbir di luar itu. Kita agungkan Allah di masjid, tetapi di luar masjid kita agungkan kekayaan, kekuasaan, dan kita besarkan hawa nafsu, kepentingan, dan pikiran kita," jelasnya kepada ribuan jemaah yang memadati Masjid Al Akbar.

Ia juga mengingatkan agar di manapun berada selalu mengagungkan Allah. Jabatan yang seharusnya digunakan untuk memakmurkan negara, melayani rakyat, membela yang lemah, menyantuni yang memerlukan pertolongan, jangan dimanfaatkan untuk memperkaya diri.

Ketika menjalankan bisnis, seakan-akan Allah tidak pernah hadir. Kebanyakan manusia melakukan cara apapun tanpa peduli halal dan haram, tanpa memperhatikan tindakan yang dilakukan menyengsarakan banyak orang.

"Di masjid kita bertakbir, tetapi di tengah-tengah masyarakat kita bertakabur. Kita sering melihat inkonsistensi dalam perbuatan kita. Banyak orang yang khusyuk shalatnya, khusyuk pula dalam merampas hak orang lain. Banyak orang yang fasih dalam melafalkan Alquran, dan fasih pula dalam memperdayakan orang lain. Banyak orang yang tidak putus puasanya, dan tidak putus pula kezalimannya," ucapnya.

Setelah perintah takbir, lanjutnya, manusia disuruh bertasyakur. Takbir harus diiringi dengan tasyakur sesuai dengan firman Allah dalam Alquran Surat Ibrahim ayat 7.

Gus Ali menjelaskan, syukur itu berkaitan dengan nikmat. Nikmat yang diberikan Allah kepada manusia tidak dapat dihitung. Namun seringkali manusia tidak sadar sehingga mengeluh ketika mendapatkan sebuah kesulitan.

Mensyukuri nikmat Allah bisa dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya, melalui ucapan setulus hati. Kedua, diiringi dengan perbuatan, yaitu menggunakan nikmat tersebut sebagai motivasi peningkatan ibadah kepada Allah.

"Syukur adalah sarana untuk memanfaatkan dan memelihara karunia-Nya. Hati yang bersyukur memperkuat dan memantabkan kebaikan yang ada, dan akan menghasilkan kebaikan yang belum ada. Orang awam hanya bersyukur bila memperoleh rezeki material. Orang-orang yang telah mengalami pencerahan batin selalu bersyukur baik ketika memperoleh nikmat maupun tidak," terangnya.

Gus Ali juga mengutip hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Thabrani yang berbunyi, Manusia yang paling dicintai Allah ialah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Amal yang paling dicintai Allah ialah memasukkan rasa bahagia ke dalam hati orang muslim, atau melepaskan kesulitan, atau membayar hutangnya, atau mengenyangkan yang lapar.

"Untuk mewujudkan akhlak mulia itu, salah satu langkah cerdas yang harus kita lakukan adalah menghidupkan silaturahim di antara kita. Amal seorang muslim selalu dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan tasyakur. Dimulai dengan mengagungkan Allah dan diakhiri dengan mendatangkan manfaat kepada sesama manusia."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement