Jumat 23 Jun 2017 20:48 WIB

STEI Tazkia Kaji Kitab Klasik

Ilustrasi Kitab Kuning
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Kitab Kuning

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampus pelopor ekonomi syariah STEI Tazkia melakukan kajian kitab klasik menghadirkan peneliti sejarah pemikiran ekonomi Islam, kandidat doktor Nurizal Ismail yang juga alumni dan dosen STEI Tazkia kampus Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Wakil Ketua STEI Tazkia, Murniati Mukhlisin kepada Antara di Jakarta, Jumat mengatakan, kajian kitab klasik di penghujung Ramadhan ini bertujuan untuk menggali kekayaan ilmu pengetahuan klasik khususnya dalam bidang ekonomi untuk diambil hikmahnya supaya dapat memperkaya pemikiran ekonomi saat ini.

Sementara itu Kepala Program Studi Muamalah STEI Tazkia,

doktor dalam hukum muamalah, Abdurrahman Misno Bambang Prawiro,

mengatakan bahwa kajian ini sudah dibuat rutin dan akan ditingkatkan lagi setelah Hari Raya Idul Fitri.

Wakil Ketua STEI Tazkia, Murniati Mukhlisin menambahkan sebagian dosen dan mahasiswa STEI Tazkia menggerakkan penelitian ekonomi Islam di Tazkia, menyandingkan pemikiran ulama klasik dengan pemikiran ekonomi modern yang akan diperbanyak lagi ke depannya.

Dari paparan Nurizal, Yahya bin Umar menulis Ahkam As-Suk (Hukum - Hukum Pasar) pada tahun 250 atau sekitar 12 abad yang lalu. Yahya menulis di antaranya tentang bagaimana pemerintah dapat memasang strategi dalam penetapan harga, monopoli, dan politik dumping.

Kemudian, Al-Maqrizi yang hidup di Mesir antara tahun 1364-1442 mengatakan bahwa inflasi disebabkan oleh kezaliman manusia dan bencana alam.

Dikatakannya dengan melihat krisis keuangan di Mesir pada saat itu, Al-Maqrizi mengritik peredaran fulus (uang tembaga sebagai penyaing dinar dan dirham) yang berlebihan karena hal itu menjadikan inflasi sebagai pemicu krisis ekonomi.

Pondasi keilmuan para ulama klasik adalah Al Quran dan Sunnah serta dikenal dengan amal shalihnya yang tercermin dari hasil karya-karyanya.

Sangat tepat sekali jika pembuat kebijakan saat ini makin aktif merujuk ke kitab - kitab klasik ekonomi ketika membuat kebijakan ekonomi, ujarnya.

Ulama lain yang disebut adalah Abu Ubaid, Abu Yusuf, Ibnu Taimiyyah, dan Ibnu Khaldun. Turut hadir dalam kajian kali ini para dosen dan peneliti LPPM Tazkia dan santri - santri penghafal Al quran dari Rumah Tahfidz Viole.

sumber : Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement