Jumat 26 May 2017 16:29 WIB

Masjid Agung Batam Kaya Komposisi dan Detail

Masjid Agung Batam
Foto: Dok. Bimas.Kemenag.go.id
Masjid Agung Batam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih jauh, bentuk eksplorasi lain masjid ini dari desain Masjid Agung Demak tersaji pada bagian interior. Masjid ini tak memiliki tiang soko guru layaknya masjid tertua di Indonesia itu. Kesan yang hadir adalah suasana lapang pada bagian dalam masjid ini.

 

Ruangan utama pada bagian interior ini menjadi tempat shalat. Luas ruangan ini secara keseluruhan adalah 2.515 meter persegi. Daya tampung bisa mencapai 3.500 jamaah. Jumlah ini masih bisa bertambah hingga 15.000 jamaah dengan hadirnya plaza di bagian luar masjid.

 

 

Pada bagian plaza ini tampak penyelesaian (finishing) bangunan yang begitu detail. Di antaranya terlihat dari pola paving block yang disusun sedemikian rupa menggunakan modul standar untuk orang shalat. Alhasil, susunan-susunan paving block itu dapat difungsikan sebagai garis-garis saf pada saat shalat berjamaah.

 

Secara keseluruhan, bentuk dan ornamen yang tersaji di masjid ini sungguh kaya dengan komposisi bentuk dan garis geometris. Paduan desain itu melahirkan bentuk yang tegas namun terjaga keseimbangan dan harmonisasinya.

Bahkan, Faizal Muzamil, seorang kontraktor pembuat kubah masjid, menyebut pada bagian ruangan interior itu begitu tersaji sebuah kekayaan nilai arsitektural yang tinggi dengan sentuhan estetika dan karya seni. “Itu terlihat mulai dari seni kaligrafi, lampu gantung, lampu hias, hingga beraneka ragam hias lainnya,” jelasnya.

 

Untuk seni kaligrafi ini dapat dilihat pada bagian bawah kuncup atap yang terbuat dari bahan material tembaga. Kaligrafi di bagian itu bertuliskan surah al-Baqarah ayat 153, al-A'raaf ayat 55, Thaha ayat 14, dan al-An'am ayat 162. Seni khas Timur Tengah ini juga terdapat di bagian dinding mihrab di antara kolom. Di sana terpahat surah An-Nisa ayat 103 dan al-Mu'minun ayat 2.

 

Pahatan seni kaligrafi ini juga dapat ditemukan di bagian interior sebelah utara dan selatan. Di bagian ini terdapat sapuan kaligrafi 99 sifat Allah yang dikenal sebagai Asmaul Husna. Selain di tempat tersebut, Asmaul Husna juga terdapat di bidang barat dalam bentuk kaligrafi kaca patri sebagai pengisi jendela segi delapan dan ornamen di atas mihrab.

 

Lantas paduan seni estetika dan nilai fungsi juga diterapkan pada penggunaan lampu gantung hias yang terbuat dari tembaga. Lampu hias ini berjumlah empat unit yang terdiri dari 48 titik lampu pada setiap unitnya. Di sini mencuat adanya kesan kokoh. “Tetapi, juga keindahan tetap terpancar dari lampu yang bentuknya mengacu pada bentuk esensi masjid tersebut,” jelas Faizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement