Kamis 25 May 2017 20:37 WIB

Ponpes Dawam Gelar Pengajian Kebangsaan

Pengasuh Ponpes  Dawam Yogyakarta KH  Ahmad Sugeng Utomo (Gus Ut) membuka sarasehan tentang menjaga kebhinekaan.    .
Foto: Dok Ponpes Dawam
Pengasuh Ponpes Dawam Yogyakarta KH Ahmad Sugeng Utomo (Gus Ut) membuka sarasehan tentang menjaga kebhinekaan. .

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Pondok Pesantren Darul Ulum wal Hikam (Ponpes Dawam) Yogyakarta memperingati milad ke-5dan   Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, sekaligus menyambut bulan suci Ramadhan, dengan  mengadakan sarasehan dibarengi dengan pengajian kebangsaan.

Sarasehan yang diadakan pada Rabu (24/5)  itu mengusung  tema ‘Menjaga Kebhinekaan Indonesia Menuju Islam Rahmatan Lil Alamin’. Ketua Panitia Arif Sudrajat mengatakan,  tema ini diambil untuk menanggapi aneka problem yang sedang dihadapi oleh umat Islam di Indonesia.

“Masyarakat (jamaah) perlu tahu secara mendalam tentang permasalahan-permasalahan yang kini sedang dihadapi oleh umat Islam apabila ditinjau dari kacamata kiai maupun pemerintah,”  ujar Arif dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (25/5).

Sarasehan yang berlangsung sebelum acara pengajian kebangsaan ini menghadirkan tokoh-tokoh dari perwakilan ormas Islam, pemerintah, pengusaha, dan juga kiai. Dari pemerintah diwakili oleh jajaran dari Korem 072 Pamungkas dan Polda DIY. Sedang dari kyai dipimpin langsung oleh KH  Ahmad Sugeng Utomo (Gus Ut) selaku pengasuh Ponpes Dawam Yogyakarta.

“Islam merupakan jalan keselamatan, sedang Islam Rahmatan lil’alamin merupakan jalan keselamatan untuk semua umat manusia”, jelas Gus Ut ketika membuka acara sarasehan.

“Karena temanya menjaga Kebhinekaan Indonesia, kita selaku umat Islam minimal menghormati umat lain untuk beragama sesuai kepercayaannya masing-masing. Dengan demikian, adanya rasa saling menghormati antar umat beragama Kebhinekaan Indonesia akan tetap terjaga”, tambah Gus Ut.

Seusai sarasehan  dilanjutkan pengajian kebangsaan yang diisi oleh Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah KH  Ubaidullah Shogaqoh. Ia menyampaikan materi pengajian tidak muluk-muluk agar materi mudah diterima oleh para jamaah.

Ubaidullah mengemukakan,  tidak salah Negara Indonesia memilih Pancasila menjadi ideologi bangsa. Kyai yang sering dipanggil Mbah Ubed oleh santrinya itu menambahkan, meskipun rakyat Indonesia mayoritas beragama Islam, para ulama zaman dulu tetap mendukung berdirinya ideologi Pancasila. “Hal itu karena poin-poin dalam Pancasila  tidak ada yang menentang satu ayat pun dalam Al Quran,” ujarnya.

Mbah Ubed berpesan kepada para jamaah agar  tetap saling bergandeng tangan menjaga kebhinekaan Indonesia. “Meski kita Islam tradisonalis, yang katanya suka menjalankan bid’ah dan sebagainya, kita semua tetap menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar idologi berbangsa dan bernegara di Indonesia,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement