Senin 22 May 2017 16:57 WIB

Negara Islam Memang Harus Berbenah Supaya tidak Jadi Objek

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Azyumardi Azra menjadi pembicara saat peluncuran buku
Foto: Republika/Agung Supriyanto/ca
Azyumardi Azra menjadi pembicara saat peluncuran buku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof Azyumardi Azra menilai, perhelatan KTT AS-Arab-Islam memang penting untuk digelar. Ia merasa, KTT jadi kesempatan Presiden AS Donald Trump mendengarkan aspirasi pimpinan-pimpinan Islam dunia.

"KTT itu bagus agar Trump dengar aspirasi para pemimpin Islam, khususnya Presiden Jokowi," kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut kepada Republika.co.id, Senin (22/5).

Tentu, aspirasi yang didengarkan merupakan tentang bagaimana seharusnya dunia saat ini menghadapi permasalahan terorisme. Lewat pertamuan itu, Donald Trump bisa diberikan pemahaman penanangan terorisme tidak cukup hanya dengan hard power.

Azyumardi menegaskan, menghadapi permasalahan terorisme, seharusnya perlu dilakukan pula dengan cara-cara lain yang bersifat soft power. Namun, dia sependapat, jika negara Islam harus berbenah terlebih dulu menyelesaikan konflik internal.

Lebih lanjut, negara-negara Islam harus bisa menyelesaikan konflik yang membuatnya malah jadi obyek campur tangan asing. Termasuk, AS dan Rusia serta negara-negara besar di Eropa yang kerap ikut campur permasalahan di negara-negara Islam.

"Negara-negara Islam harus membenahi dirinya sendiri lebih dulu, mengatasi konflik internal dan kekerasan yang membuat mereka jadi obyek campur tangan asing seperti AS, Rusia dan negara-negara besar Eropa," ujar Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement