Jumat 19 May 2017 06:45 WIB

Ini Cara PBNU Bentengi Masjid dari Ajaran Radikal

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ketua PBNU Bidang Dakwah dan Masjid Abdul Manan A Ghani menyampaikan tausiyahnya pada acara Peluncuran Bersih-bersih Masjid Berkah di Jaakrta, Kamis (18/5)
Foto: Republika / Darmawan
Ketua PBNU Bidang Dakwah dan Masjid Abdul Manan A Ghani menyampaikan tausiyahnya pada acara Peluncuran Bersih-bersih Masjid Berkah di Jaakrta, Kamis (18/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam telah lama saling bahu- membahu untuk membangun masjid di Indonesia sebagai pusat penyebaran ajaran Islam yang rahmatal lil alamin. Namun, belakangan mulai dikhawatirkan dengan tersebarnya ajaran-ajaran radikal di masjid.

Untuk membentengi dari ajaran radikal tersebut, menurut Ketua PBNU Bidang Dakwah dan Takmir Masjid, KH Abdul Manan Ghani, warga NU selalu mengedepankan Islam Nusantara yang berlandaskab Ahlussunnah wal Jamaah (ASWAJA).

"Untuk mebentengi warga dari ajaran radikal, dari awal ajaran Islam ya itu Islam Nusantara itu yang berakidah Aswaja, bermadzhab empat yang mayoritas bermadzhab Syafi'i," ujar Kiai Ghani kepada Republika.co.id di Kantor PBNU, Kamis (18/5).

Kiai Ghani mengatakan, ajaran radikal tersebut dapat ditafsiri ajaran yang terlalu kiri dan ajaran yang terlalu kanan. Karena itu, Kiai Ghani tetap mengimbau agar umat Islam, khususnya warga NU untuk meneruskan ajaran-ajaran para pendahulunya untuk menyebarkan ajaran ASWAJA yang bersikap dan berpikir moderat, sehingga dapat membantenge umat dari ajaran radikal.

"Imbauan warga NU harus tetap menjaga masjidnya membela masjidnya meneruskan ajaran para pendahulu yang memnag Islam di nusantara ini Aswaja, Islam yang rahmatal lil alamin," ucapnya.

Selain itu, Kiai Ghani juga mengimbau agar Kementerian Agama juga lebih berperan dalam membantengi masjid dari ajaran radikal, sehingga PBNU tidak merasa sendirian dalam berjuang menyebarkan ajaran Islam Nusantara tersebut.  Bahkan, ia juga menyarankan agar Kemenag mengajak sejumlah Ormas Islam untuk melakukan hal itu.

"Ya pemerintah dan Kemenag harus punya peranan yang besar karena mereka punya APBN. Ngapain APBN punya banyak tapi tidak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement