Sabtu 29 Apr 2017 20:30 WIB

Memahami Ukhuwah

Ilustrasi Dialog Jumat Tema: Ukhuwah Lintas Mazhab
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ilustrasi Dialog Jumat Tema: Ukhuwah Lintas Mazhab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ukhuwah berasal dari bahasa Arab dengan bentuk kata dasarnya (masdar) akhu yang berarti saudara, termasuk di dalamnya saudara sekandung, saudara se ayah, saudara seibu atau saudara sesusuan.  Ukhuwah merupakan salah satu ajaran Islam mengenai konsep persaudaraan.

Kata ukhuwah sering kali dirangkaikan dengan kata Islamiyah, menjadi ukhuwah Islamiyah. Kata itu memperjelas pengertiannya bahwa persaudaraan tersebut dibangun atas dasar prinsip Islam.  Dalam Islam, ajaran ukhuwah bermakna suatu ikatan persaudaraan antara dua orang atau lebih  berdasarkan keimanan yang sama, kesepakatan atas pemahaman serta pembelaan kepada Islam sebagai agama yang diridhai Allah SWT.

Dasar ajaran ukhuwah bersumber dari surah Al-Hujurat ayat 10, ‘’Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.’’

Ahli tafsir kontemporer, Al-Qasimi menjelaskan, iman menghendaki terwujudnya persaudaraan yang hakiki di antara orang beriman yang terikat oleh hubungan yang murni dan kekerabatan yang fitri.

Menurut dia, keimanan melahirkan keharusan persaudaraan yang hakiki di antara orang beriman, yaitu hubungan persaudaraan yang tak dapat diukur dengan hubungan kasih saying, baik secara kejiwaan maupun secara jasmani.

Surah Ali Imran ayat 103 juga merupakan landasan penting dari ajaran ukhuwah. Allah SWT berfirman, ‘’Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu – karena nikmat Allah – orang-orang yang bersaudara.’’

Ayat di atas, menurut Abu Ja’far at-Tabari, sejarawan dan ahli tafsir  terkemuka,  bermakna agar kita senantiasa terikat dengan ketentuan Allah SWT dengan cara memegang teguh agama-Nya, sebagaimana yang Dia perintahkan dan janjikan dalam kitab-Nya, yakni berupa persatuan dan kesatua dalam kebenaran serta kepatuhan kepada ketentuan-Nya.

Pentingnya menjaga dan memelihara ukhuwah juga diajarkan oleh Rasulullah SAW. ‘’Orang Mukmin itu bagaikan satu jasad, atau bagaikan bangunan yang saling mengukuhkan,’’ sabda Nabi SAW dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Dalam hadis lainnya, Rasulullah bersabda, ‘’Orang Islam itu satu sama lain bersaudara.’’ (HR Abu Dawud). Hadis dan ayat di atas menegaskan bahwa tak ada bentuk ukhuwah yang paling baik untuk dikembangkan umat Islam, selain ukhuwah Islamiyah.

Ukhuwah Islamiyah merupakan ikatan yang paling hakiki dan kuat, mengungguli semua jenis ikatan lainnya. Boleh jadi, ikatan lainnya hanyalah bersifat sarana ukhuwah, tetapi tak dapat dijadikan dasar yang kuat bagi bangunan persaudaraan.

Perbedaan yang terdapat di antara manusia, seperti fisik, ideology dan sebagainya hanya dapat dijembatani dengan iman kepada Allah SWT. Sejatinya, ketika seseorang  menyatakan dirinya beriman, maka saat itu pula ia terikat persaudaraan dengan orang yang seiman.

‘’Tak sempurna iman seseorang, sehingga ia mencitai saudaranya seperti ia cintai dirinya sendiri,’’ sabda Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi itu. Sungguh indah, jika setiap Muslim memelihara dan menjaga ukhuwah, sehingga umat Islam bisa menjadi sebuah kekuatan yang paling hebat di dunia ini.

Disarikan dari Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru van Hoeve Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement