Selasa 25 Apr 2017 18:03 WIB

Jokowi Ingin Acara Keagamaan Bisa Diselenggarakan di Pesantren

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Agus Yulianto
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta agar  peringatan keagamaan umat Islam tidak hanya dilakukan di Istana Negara, tapi juga dilakukan di pesantren-pesantren.  Sebab, selama ini, acara keagamaan hanya dilakukan di Istana Negara dengan peserta sekitar 150-200 orang dari kalangan pemerintahan mulai menteri hingga duta besar.

"‎Saya tanya ke pak Menteri (Agama), terus rakyatnya kapan? Ulamanya kapan? Terus rakyat ketemu guru ngajinya kapan? Apalagi bertemu santinya itu kapan?," kata Joko Widodo dalam sambutannya dalam Istigotsah dan Isra Mi'raj di Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus, Selasa (25/4).

Menurut Jokowi, dirinya lebih senang mengadakan kegiatan agama seperti Isra Mi'raj di pesantren, karena lebih ramai dengan keberadaan para kyai, ulama, guru mengaji, serta puluhan hingga ratusan santri. Suasana seperti ini sangat berbeda ketika acara Isra Mi'raj diadakan di Istana Negara.

Jika dilakukan di Istana Negara, kegiatan seperti ini akan lebih formal dans serius. Hanya sedikit canda tawa seperti yang terlihat di pesantren-pesantren. "Bedanya di situ saja," ujar Jokowi

Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, kegiatan keagamaan Islam bisa dilakukan di Istana Negara, tapi sesekali harus dilakukan juga di pondok pesantren. Jika acara ini diselenggarakan di Istana Negara, maka kyai, ulama, dan santri bisa ikut serta dalam peringatan tersebut.

Dalam kegiatan ini, seperti hobi Jokowi ketika berkunjung ke daerah dan bertemu masyarakat, dirinya kembali membagikan empat sepeda kepada para santri. Masing-masing santri diberi pertanyaan berbeda-beda seperti menyebutkan beberapa suku, provinsi, kabupaten, dan pulau yang ada di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement