Selasa 25 Apr 2017 17:15 WIB
Belajar Kitab

Al-Manhiyyat Ungkap Alasan Larangan Posisi Berdiri Saat Kencing

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Toilet
Foto: dok. Istimewa
Toilet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernakah kita mencoba menguak dan mempelajari apa yang terkandung dalam anjuran-anjuran agama? Dari hal yang terkecil, larangan kencing berdiri, misalnya. Mengapa Rasulullah SAW lebih sering menekankan agar tidak kencing berdiri.  

At-Tirmidzi dalam karyanya al-Manhiyyat menyebutkan pesan yang ada di balik larangan kencing dengan posisi berdiri. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah, Rasulullah menegaskan hal itu. Menurut analisis al-Hakim, ada dua motif pelarangan tersebut. Alasan yang pertama, posisi berdiri saat kencing rawan terkena percikan air seni. 

Sedangkan, najis yang diakibatkan oleh kelalaian saat buang air kecil tersebut bisa berujung pada siksa di alam kubur. Riwayat lain yang dinukil oleh Thabrani dan dan al-Bazzar menjelaskan peringatan tersebut. 

Rasulullah bersabda, Pastikanlah kalian bersih dari (najis) air seni karena sesungguhnya sebagian besar azab kubur akibat (najis) air seni. Karenanya, Rasulullah di riwayat lainnya menganjurkan agar kencing sambil duduk. 

 

Sedangkan, motif yang kedua dari larangan kencing berdiri ialah berkenaan dengan kesehatan yang bersangkutan. Menurut tokoh yang terusir dari Tirmidz lalu pindah ke Balkh lantaran menulis kitab yang dianggap kontroversial, yaitu Khatm al-Awliya' dan /'Ilal asy-Syari'at, posisi berdiri kurang mendukung bagi kelancaran membuang air seni. 

Di saat berdiri, vena terus aktif dan jantung tetap memompa darah dengan kencang. Semuanya bermuara di jantung. Berbeda dengan posisi duduk. Dengan posisi ini, jantung akan perlahan mengalami rileksasi. Dengan duduk pula, saluran kencing akan mudah terbuka dan semakin melancarkan. Kesemuanya itu tidak didapatkan lewat posisi berdiri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement