Selasa 25 Apr 2017 09:03 WIB

Muslim London Perkenalkan Islam kepada Masyarakat

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Para Muslimah di London, Inggris (Ilustrasi)
Foto: EPA
Para Muslimah di London, Inggris (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Komunitas Muslim Waltham Cross, London mengadakan kegiatan diskusi untuk menghapus kesalahpahaman tentang Islam di masyarakat. Pasalnya, saat ini, ada banyak pemberitaan negatif tentang Islam di media.

Salah seorang anggota komunitas muslim Rubbina Umar mengatakan, kegiatan ini untuk mendidik orang dan kohesi masyarakat. Sehingga, masyarakat memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, merasa nyaman, dan menghilangkan rasa canggung tentang uslim.

"Itu berjalan dengan sangat baik. Kami mengobrol dengan baik dan ada banyak dukungan," ujar Rubbina Umar seperti dilansir hertfordshiremercury.co.uk (24/4).

Ia merasa, silahturahim yang diadakan berjalan dengan baik. Dimana semua orang yang hadir menyukai menu yang disajikan komunitas muslim.

 

Menurutnya, kegiatan diskusi ini juga merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk mengobrol tentang beberapa jenis makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi muslim serta mencari tahu tentang agama Islam lebih dalam. "Karena, saat ini, ada banyak pemberitaan negatif tentang Islam di media," ucapnya.

Dia menjelaskan, beberapa orang peserta yang hadir mengaku belum pernah  berbicara dengan Muslim secara langsung. Peserta tersebut merasa terkejut  saat mengetahui bahwa terdapat beberapa persamaan antara Islam dan Kristen. Salah satunya terkait nabi-nabi.

Selain mengadakan diskusi, komunitas Muslim juga memperkenalkan hijab kepada peserta. Mereka mempersilakan peserta yang ingin menggunakan hijab.

Rubbina Umar menerangkan, saat ini, banyak orang yang berpikir bahwa wanita Muslim tertindas dengan menggunakan hijab. Namun, ketika peserta mengetahui alasan sebenarnya maka mereka mulai mengerti alasan Muslim mengenakan hijab.

Dikatakan Rubbina, bahwa dia telah bertemu dengan Muslim dari berbagai latar belakang seperti Polandia dan Sri Lanka, selain Inggris. "Ini adalah sistem kepercayaan, siapapun dari budaya manapun, bisa menjadi bagian dari itu," tambahnya. Menyusul keberhasilan acara tersebut, kelompok berencana akan mengadakan acara lanjutan pada Juli mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement