Selasa 03 Oct 2017 18:30 WIB

Representasi Karakter Pribadi Rasulullah

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jalaluddin as-Suyuthi (849-911 H) melalui karya bertajuk An Nahjah as-Sawiyyah fi al-Asma' an-Nabawiyyah ang disebut-sebut oleh sejarawan Ibn Khalikan sebagai sosok yang produktif menulis—konon karya Suyuthi mencapai ribuan buku dengan beragam topik dan disiplin ilmu—mengatakan bahwa sebagian besar nama tersebut sebenarnya merupakan representasi dan manifestasi dari sifat dan karakter pribadi Rasulullah.

Karena itu, an-Nawawi dalam kitab Tahdzib al-Asma' berpendapat, pemaknaan beberapa nama itu mesti merujuk pada peristiwa dan kejadian yang melatarbelakanginya. Jika merujuk pada fakta ini, Ibnu Asakir berpandangan dalam kitab al-Mubhamat bahwa jumlah nama-nama yang diintisarikan bisa sangat beragam dan banyak.

Selanjutnya, Suyuthi yang lahir di Kairo, 1 Rajab 849, menegaskan bahwa dari sekian nama, Muhammad adalah panggilan yang paling dikenal. Nama ini diberikan oleh sang kakek, Abdul Muthallib, seusai akikah dengan menyembelih satu ekor kambing.

Saat ditanya mengapa cucunya diberi nama Muhammad dan bukan nama nenek moyangnya, sang kakek yang memiliki nama julukan Abu al-Harist itu menjawab, ia ingin cucu kesayangannya itu dipuji oleh Allah di langit dan disegani lalu diteladani umat manusia yang hidup di bumi.

Mengutip perkataan al-Qadhi 'Iyadh, Suyuthi yang bermazhab Syafi'i itu mengatakan, kedua nama, yakni Muhammad dan Ahmad, termasuk salah satu tanda kebesaran Allah sekaligus keistimewaan bagi Rasulullah. Allah berkehendak dan menggunakan kuasa-Nya untuk menjaga kedua nama tersebut. Sebelum Rasulullah lahir, tak ada satu pun orang Arab yang menggunakan nama itu.

Hal ini tak lain dimaksudkan untuk menghindari kekacauan dan timbulnya keraguan terhadap sosok Muhammad, terutama saat pengukuhannya sebagai nabi dan rasul. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika kedua nama itu adalah nama yang lumrah atau "pasaran".

Al-Qadhi 'Iyadh menambahkan, pemakaian nama itu muncul tak lama setelah tersiar kabar seorang rasul akan diutus ke Tanah Arab. Mereka berharap, dengan memberi nama tersebut, rasul yang sedang menjadi perbincangan itu ialah salah satu dari mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement