Jumat 10 Mar 2017 17:48 WIB

Jalin Kerja Sama Selamanya, Ini Bidang Garapan Dua Ormas Islam Terbesar di Indonesia

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Gubernur NTB TGH Zainul Majdi
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Gubernur NTB TGH Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Gedung PP Muhammadiyah pada Jumat (10/3) siang. Dua ormas Islam tersebut bersepakat untuk bekerja sama di bidang pendidikan, dakwah dan kesehatan. Rencananya kerja sama tersebut juga akan berlangsung selamanya.

Ketua Umum PBNW Muhammad Zainul Majdi mengatakan, PBNW hari ini ber-silaturahim ke PP Muhammadiyah karena Muhammadiyah dibangun oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan pada tahun 1912 dan PBNW dibangun pada tahun 1937. Jadi, PBNW datang untuk menimba ilmu dan belajar banyak hal dari Muhammadiyah. Keinginan Nahdlatul Wathan tersebut disambut baik oleh Muhammadiyah.

"Alhamdulillah (keinginan Nahdlatul Wathan) diformalkan dalam bentuk MoU dan InsyaAllah akan dioperasionalkan nanti oleh kader-kader kita, InsyaAllah akhirnya adalah sinergi umat," kata Muhammad yang dikenal sebagai Tuan Guru Bajang kepada Republika,co.id, di Gedung PP Muhammadiyah, Jumat (10/3).

Selain itu, menurut Tuan Guru Bajang yang juga Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), kerja sama Nahdlatul Wathan dan Muhammadiyah juga hasil akhirnya untuk pengokohan dakwah yang sesuai dengan hajat dan kemaslahatan umat. Jenis kegiatan kerjasama Nahdlatul Wathan dan Muhammadiyah nantinya cukup banyak. Mulai dari kerja sama di bidang sosial, pendidikan, dakwah, ekonomi umat, kesehatan dan lingkungan hidup.

Serta kerja sama di sektor-sektor yang memang di sana umat perlu difasilitasi bersama-sama. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas umat dalam rangka membangun bangsa. Ia menyampaikan, kerjasama Nahdlatul Wathan dan Muhammadiyah juga tidak ada batas waktunya, artinya kerjasama ini berlangsung selamanya. Setelah penandatanganan nota kesepahaman ini juga akan ada kegiatan bersama.

"Intinya, Muhammadiyah sudah punya perangkat yang sangat lengkap, pengalaman juga yang sangat lengkap. Nahdlatul Wathan untuk sekala NTB mungkin punya pengalaman yang cukup banyak, tapi tetap harus terus menerus belajar," jelasnya.

Menurutnya, ruang-ruang untuk bekerjasama terbuka lebar, terutama untuk penguatan ekonomi umat. Jadi, di harapkan dengan nota kesepahaman ini, ukhuwah islamiyah bergerak menuju tahapan progresif. Bekerja bersama-sama, bertukar pengalaman yang baik dan juga belajar hal-hal yang baik. "Mudah-mudahan membawa kebaikan," ujarnya.

Sekretaris Jenderal PBNW, Hasanain Juaini menambahkan, kerja sama Nahdlatul Wathan dan Muhammadiyah utamanya di bidang pendidikan. Sebab, basis paling dasar adalah pendidikan dan kerja-kerja keumatan seperti di bidang kesehatan dan lain sebagainya. Nahdlatul Wathan dan Muhammadiyah akan mengadakan seminar-seminar, Jambore Internasional dan lain sebagainya.

 

"Kita akan lakukan bersama-sama di kegiatan-kegiatan sosial, kita sudah mulai merancang kegiatan, kita panitia bersama," ujarnya.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, kerja sama Muhammadiyah dan Nahdlatul Wathan merupakan satu langkah yang maju antara ormas Islam untuk saling berbagi pengalaman. Muhammadiyah punya pengalaman di bidang pendidikan, pelayanan sosial, kesehatan dan lain sebagainya. Jadi Muhammadiyah akan berbagi ilmu dan akses.

"Lalu nanti ada program-program yang bisa dikerjasamakan, ini positif untuk bangsa juga," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement