Sabtu 01 Apr 2017 14:00 WIB

Bagaimana Tahajudnya Imam Syafii?

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
Shalat Tahajud Berjamaah (ilustrasi)
Foto: Antara
Shalat Tahajud Berjamaah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umar bin Abdul Aziz, salah satu penguasa Muslim paling sukses di zamannya pun tak kendor shalat tahajud. Kesaksian tahajud Umar disampaikan istrinya, Fathimah binti Abdul Malik, kepada Al Mughirah ibn Hakim.

"Hai Mughirah, saya tahu bahwa kadang-kadang di antara manusia ada orang yang lebih rajin shalat dan puasa daripada Umar. Akan tetapi, saya tidak pernah melihat orang yang dekat kepada Tuhannya seperti kedekatan Umar. Setelah shalat Isya pada akhir waktu, dia merebahkan diri di atas tempat sujud. Dia berdoa dan menangis hingga tertidur. Kemudian, dia bangun, lalu berdoa dan menangis hingga tertidur. Demikian seterusnya hingga Subuh. ( Al Zuhd karya Ibn Hanbal).

Umar bin Abdul Aziz punya mushala khusus di tengah rumahnya. Tidak seorang pun boleh memasukinya. Di sana, pada akhir malam dia mulai bermunajat hingga terbit fajar. Fathimah pun pernah dibuat sedih saat mendapati Umar sedang gundah usai membacakan sebuah ayat pada malam ketika dia shalat.

 

"Pada hari itu, manusia seperti anai-anai bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan." Sang Amirul Mukminin pun menjerit. "Oh betapa buruknya keadaanku pada Subuh ini. Kemudian, dia duduk dan merebahkan diri. Dia mulai bersikap dingin kepada istrinya.

Dia pun melanjutkan perkataannya. "Celaka aku! Bagaimana aku pada hari manusia seperti anai-anai yang bertebaran dan gunung-gunung seperti bulu-bulu yang dihamburkan." Dia pun jatuh seperti mayat hingga terdengar suara azan Subuh. Fathimah, istrinya, kerap berderai air mata saat mengingat kejadian itu.

Bagaimana pula tahajudnya Imam Syafii? Imam Syafii membagi malam menjadi tiga. Bagian pertama untuk menulis, kedua untuk shalat, ketiga untuk tidur. Husain Al Karabisi bercerita mengenai tahajudnya Imam Syafii. Ketika itu, dia melewati malam bersama imam kelahiran Gaza, Palestina itu.

Sang imam membaca Alquran tidak lebih dari lima puluh ayat. Jika ingin membaca lebih banyak, dia membaca seratus ayat. Setiap kali membaca tentang rahmat, dia memohon kepada Allah SWT untuk dirinya dan kaum mukminin. Setiap kali dia membaca ayat siksa, dia memohon perlindungan kepada Allah SWT untuk dirinya dan kaum mukminin. Seakan-akan dia menggabungkan harap dan takut sekaligus.

Zu'abah merupakan salah seorang istri tabiin yang saleh. Pada malam hari, suaminya Rayah ibn Amr al Qaisi berpura-pura tidur. Pada seperempat malam pertama, istrinya bangun dan berkata, "Hai Rayah, bangunlah!" Rayah menjawab."Ya aku akan bangun." Akan tetapi, dia tidak beranjak dari tempatnya. Pada seperempat malam kedua, istrinya kembali bangun dan berkata. "Hai Rayah, bangunlah!" Rayah kembali menjawab, "Ya, aku akan bangun."

Pada seperempat malam ketiga, dia berkata,"Hai Rayah bangunlah!" Rayah menjawab, "Ya aku akan bangun." Pada seperempat malam terakhir, dia berkata,"Hai Rayah, pasukan telah berangkat orang-orang yang berbuat kebajikan telah mendapat kemenangan. Andaikan aku tahu bahwa engkau hanya berpura-pura kepadaku! "Rayah pun berubah. Di malam-malam yang lain, Zu'abah selalu berdandan. Jika suaminya berhajat kepadanya, dia melayaninya. Setelah itu, mereka berdua asyik beribadah kepada Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement