Sabtu 25 Mar 2017 11:04 WIB

MUI: Pegawai Syarah Perlu Seleksi Khatib

 Ustadz Ahmad Mukti Aryo menyampaikan kutbah jumat saat menjadi khatib (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ustadz Ahmad Mukti Aryo menyampaikan kutbah jumat saat menjadi khatib (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyarankan pegawai syarah di semua masjid untuk melakukan seleksi terhadap khatib guna mencegah penyebaran dan faham sempalan dari gerakan radikalisme.

Ketua MUI Kota Palu Prof Dr H Zainal Abidin mengatakan, pegawai syarah perlu mengetahui asal-usul dan identitas dari calon khatib yang akan menyampaikan khutbah di masjid. "Jangan karena melihat orang itu pakai surban dan gamis, langsung diberikan kesempatan untuk menyampaikan khutbah pada hari Jumat di masjid tanpa mengetahui asal-usul dan identitas orang tersebut," katanya, kemarin.

Pakar pemikiran Islam modern itu menegaskan, bahwa pegawai syarah utamanya yang berada di daerah-daerah pelosok dan jauh dari perkotaan perlu mewaspadai penyebaran ajaran dan gerakan radikalisme. Karena, sebut dia, masyarakat yang bermukim di derah pedalaman, pelosok dan terpencil jauh dari kota cenderung menjadi sasaran dari penganut faham radikal untuk menyebarkan fahamnya.

Oleh karena itu, tegas dia, pegawai syarah jangan langsung terima permintaan orang yang belum dikenal untuk menyampaikan khutbah pada hari Jumat. "Kalau ada orang yang meminta untuk menyampaikan khutbah Jumat, maka perlu ditelusuri atau diseleksi yaitu perlu diketahui asal usulnya, termasuk tempat dia menimbah dan belajar tentang Islam," tegasnya.

Zainal menguraikan, lewat khutbah Jumat, para penganut faham radikal atau aliran sempalan dapat mempengaruhi dan menanamkan keyakinannya kepada orang lain yang tidak sependapat dengan mereka. "Jika diberikan kesempatan mereka untuk menyampaikan khutbah Jumat atau ceramah-ceramah di masjid dan di sela-sela waktu shalat magrib dan isya, maka secara tidak langsung telah membantu mereka untuk mengembangkan aliran sempalan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement