Jumat 24 Mar 2017 09:39 WIB

Yeni Camii, Masjid Pertama yang Dibangun Perempuan

Rep: Ferry Kinsihandi/ Red: Agung Sasongko
Masjid Yeni atau Yeni Camii, Istanbul, Turki
Foto: .istanbeautiful.com
Masjid Yeni atau Yeni Camii, Istanbul, Turki

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turhan Hatice melepas wewenang politik yang ada pada dirinya. Ia menyerahkannya kepada menteri besar bernama Mehmed Pasha untuk ikut membenahi kondisi politik yang kalut saat pemerintahan Turki Usmani digenggam Mehmed IV. Turhan adalah ibunda Mehmed IV, yang berposisi sebagai Valide Sultan atau Ibu Suri.

Sebagai Valide Sultan, Turhan mempunyai pengaruh dan kekuasaan memberikan pertimbangan bagi sultan dalam menentukan kebijakan. Ia dianggap orang kedua setelah sultan. Pada masa Turki Usmani, ibu seorang sultan secara otomatis menduduki kursi Valide Sultan.

Turhan menyerahkan kekuasaan politiknya yang tak terbatas kepada Mehmed Pasha pada 1656 dan itu lebih besar dibandingkan kekuasaan yang pernah diterima menterimenteri besar sebelumnya. Hilangnya kekuasaan politik yang pernah ia rengkuh, tak membuat Turhan terpuruk dan menapaki jalan buntu.

Justru hal tersebut menjadi sebuah titik balik dalam kehidupan Turhan. Ia memang tak lagi campur tangan dalam pengambilan sebuah keijakan politik, namun memanfaatkan pengaruhnya untuk berkontribusi di bidang lainnya. Sang Valide Sultan memulai sejumlah proyek pembangunan.

Ia kemudian masyhur dan dikenang banyak orang karena bangunan-bangunan yang didirikannya selain sebagai seorang Valide Sultan. Lucienne Thys-Senocak dalam  Ottoman Women Builders, menuturkan proyek pembangunan pertama Turhan dirintis pada 1658. Ia membangun benteng.

Benteng ini sebagai jawaban untuk merespons ancaman dari pasukan Venesia, yang dianggap mengancam keamanan Turki Usmani. Turhan mendirikan dua benteng guna mempertahankan Teluk Dardanelles. Satu benteng menghadap sisi pintu masuk dari arah Eropa lainnya dari sisi Asia.

Proyek ini membuat Turhan dianggap mempunyai pertalian pandangan yang erat dengan Mehmed Sang Penakluk dan sultan-sultan penerusnya yang mendirikan benteng di area yang sama. Tak berhenti pada benteng-benteng kokoh yang melindungi Turki Usmani dari terjangan musuh, Turhan menekuni proyek pembangunan lainnya.

Ia membangun Yeni Mosque atau Yeni Camii di Eminonu, Istanbul. Ia merampungkan apa yang sebelumnya diawali oleh Safiye Sultan, ibu dari Sultan Mehmed III. Saat memulai proyek, Safiye Sultan memilih lokasi pembangunan di pusat perdagangan di Eminonu. Daerah itu banyak dihuni warga non-Muslim. Dengan membangun masjid baru di Eminonu itu, Safiye berharap ada proses Islamisasi.

Ia meminta izin pada penduduk non-Muslim yang ada di sekitar lokasi. Semula proses negosiasi pembangunan tak berjalan mulus, namun akhirnya masalah itu terselesaikan dengan baik. Pada 1597, peletakan batu pertama dilakukan. Ketika Mehmed III mangkat, pembangunan terhenti sebab Safiye tak lagi menduduki jabatan sebagai Valide Sultan.

Lepasnya jabatan itu membuatnya tak berhak meneruskan proyek. Tak heran jika kemudian pembangunan masjid itu terabaikan selama 57 tahun dan pada 1660 lokasinya rusak akibat kebakaran. Namun, peluang berdirinya masjid itu kembali muncul setelah Turhan memutuskan untuk menyelesaikan apa yang telah diawali Safiye Sultan.

Turhan memimpin proses pembangunan yang selesai pada 1665. Setelah selesai, yang menjulang bukan hanya bangunan masjid. Berdiri sebuah kompleks yang di dalamnya ada sekolah, air mancur umum, pasar, dan makam. Leslie P Peirce dalam  The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire, mengatakan masjid ini berbeda.

Menurut Peirce, Yeni Camii merupakan masjid pertama yang dibangun oleh perempuan. Masjid-masjid yang sebelumnya ada, dibangun oleh para sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement