REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia (DPP Bakomubin) Deddy Ismatullah mengatakan, para pendakwah harus menanggalkan identitas organisasi kemasyarakat (ormas) keagamaannya. Langkah ini demi kepentingan umat yang lebih luas.
"Di Bakomubin kita harus melepas baju organisasi. Semua bergabung di wadah Bakomubin, baik itu Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, al-Washliyah, al-irsyad, Mathlaul Anwar, dan sebagainya," kata Deddy dalam Rapat Kerja DPP Bakomubin 19-21 Maret 2017 sebagaimana siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan, para mubaligh harus mementingkan semangat berjamaah dalam menjalankan roda organisasi dan berbuat untuk umat daripada kepentingan golongan. Dengan begitu, anggita Bakomubin dapat bersatu dan bersinergi untuk memajukan umat, bangsa, dan negara.
Pendiri dan Wakil Ketua Majelis Syuro Bakomubin Anwar Sanusi berharap pengurus Bakomubin dapat solid hingga tingkat akar rumput, sehingga semangat dakwah dapat dirasakan manfaatnya. Secara langsung atau tidak, kata dia, kesolidan anggota akan mampu menggerakkan dakwah hingga ke pedalaman.
Sementara, anggota Muhtasyar DPP Bakomubin Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf juga berharap para pendakwah tetap lurus menyiarkan Islam di tengah situasi bangsa saat ini. Dia juga berdoa agar terwujud keselamatan untuk bangsa dan negara.
Rapat kerja DPP Bakomubin diadakan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Dari pertemuan tersebut dihasilkan beberapa program unggulan dan stategis di antaranya Pelatihan Muballigh Bela Negara untuk 500 pendakwah se-Indonesia bekerja sama dengan MPR RI dan Kementrian Pertahanan. Kegiatan itu akan dilaksanakan pada akhir April.
Beberapa program unggulan Bakomubin lain di antaranya Halal Watch, Mubaligh Peduli Bencana, pembuatan aplikasi dakwah online, pembentukan lembaga hukum Bakomubin, serta kerja sama dengan televisi dan radio dalam pembinaan umat
Ikuti Whatsapp Channel Republika
