Jumat 09 Jul 2010 00:18 WIB

MUI-Asosiasi Islam Cina akan Gelar Pameran Seni & Budaya Bersama

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, Majelis Ulama Indonesia (MUI) berkolaborasi dengan China Islamic Association (CIA)  akan menggelar Pameran Seni Budaya Islam Indonesia-Tiongkok 2010. Acara bertajuk "Islamic Cultural Show and Expo, Unity, Culture and Peace" ini direncanakan berlangsung di Balai Kartini, Jakarta, 23-25 Juli 2010. Pameran ini terselenggara sebagai bagian dari perayaan  60 Tahun hubungan Diplomatik Indonesia-Cina.

Ketua MUI, Ma'ruf Amin menuturkan tujuan pameran merupakan bagian dari perayaan hubungan diplomatik Indonesia dan Cina. Selain itu, pameran ini juga menjadi bagian dari usaha meningkatkan hubungan tradisional komunitas islam Cina dan Indonesia.

"Kita melihat perkembangan muslim Cina telah menyertai perkembangan negara tersebut.  Artinya, dengan 23 juta jiwa dari 1 milyar penduduk Cina, islam tumbuh dengan baik. Umat islam di cina sudah mengalami modernisasi dan perkembangan kebudayaan," ujarnya saat konfrensi pers di Kantor Pusat MUI, Rabu (7/7).

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Pameran, Paimin Mah mengatakan dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia dan Cina, kerjasama keduanya dibidang kebudayaan sama pentingnya dengan kerjasama di bidang ekonomi. Sayangnya, kata dia, hanya sedikit kerja sama kebudayaan yang tengah berlangsung.

"Kebanyakan kebudayaan Cina yang ditampilkan  merupakan budaya selatan seperti Barong Sai, Cap Gomeh dan lain. Namun, budaya dari kawasan barat Cina (Privinsi Xian Jiang  dan utara (Provinsi Anhui) tidak pernah diketahui," ungkapnya.

Padahal, Lanjut Paimin, keduanya mempunyai tampilan yang khas tapi tidak pernah dikenal. Jadi, kata dia, kesempatan ini menjadi kesempatan yang baik untuk bersilaturahmi. "Saya kira, momen ini sangat tepat dan positif membangung silaturahmi antara komunitas islam Cina dan Indonesia," tegasnya.

Sementara itu, Pimpinan Yayasan Haji Karim Oey, Ali Karim menyambut positif terselenggaranya pameran. Ia menilai, posisi pameran dinilai startegis guna mempererat hubungan tradisional antara komunitas muslim Cina dan Indonesia. Disamping itu, kata dia, keberadaan pameran diharapkan mampu meminimalisir perbedaan sekaligus merekatkan persaudaraan dua budaya dengan satu keyakinan.

"Hadis yang mengatakan tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina, nampaknya begitu mudah dilakukan. Karena kita tidak perlu ke Cina, lantaran di Indonesia juga banyak keturunan Cina," katanya.

Menurut rencana, pameran bakal dibuka Wakil Presiden Boediono atau Menko Kesra, Agung Laksono. Adapun ragam agenda yang bakal ditampilkan dalam pameran tersebut antara lain, Tarian, musik, pameran peninggalan benda-benda bersejarah, talkshow dan sarasehan budaya islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement