Senin 18 Sep 2017 14:50 WIB

Ponpes Ibnu Mas'ud Bantah Ajarkan Radikalisme

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bilal Ramadhan
Ratusan warga 'mengontrog' Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor pada Senin (18/9). Warga menuntut agar Ponpes yang ditengarai terhubung dengan ISIS dan gerakan Islam radikal tersebut ditutup.
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Ratusan warga 'mengontrog' Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor pada Senin (18/9). Warga menuntut agar Ponpes yang ditengarai terhubung dengan ISIS dan gerakan Islam radikal tersebut ditutup.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketua Yayasan Al-Urwatul Wustqo sebagai induk dari Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Mas'ud, Agus Purwoko membantah tuduhan, ponpes yang dipimpinnya tersebut mengajarkan radikalisme, terorisme, terlebih anti-NKRI. Dia menegaskan, ponpes Ibnu Mas'ud hanya mengajarkan tahfidz atau hapalan Alquran saja.

"Karena sebenarnya kami disini hanya mengajarkan yang terbaik untuk santri. Kami hanya mengajarkan tahfidz Alquran. Jadi ketika ada pihak yang menduga atau menuduh, melakukan upaya-upaya sehingga memojokkan kami, maka sampai hari ini saya jawab dugaan itu tidak benar," papar Agus saat ditemui di Ponpes Ibnu Mas'ud, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Senin (18/9).

Agus menyatakan, Ponpes Ibnu Mas'ud hadir di Desa Sukajaya, bukan untuk memberikan kerugian bagi masyarakat sekitar. Namun, hanya ingin memberikan keuntungan bagi umat muslim seutuhnya. Karenanya, dia menegaskan, desakan agar ponpes Ibnu Mas'ud ditutup sama sekali tak berdasar.

Agus juga mengaku, jika memang pemerintah setempat akan tetap menutup Ponpes, pihak Ponpes akan menghormati keputusan tersebut. Namun, dia meminta pemerintah setempat menjelaskan indikator dan alasan yang jelas atas penutupan ponpes miliknya.

"Alasannya harus jelas dan buktinya ada. Karena selama ini belum pernah ada komunikasi, tapi menilai begitu," kata dia menegaskan.

Penutupan ponpes berawal dari terjadi pembakaran umbul-umbul merah putih di rumah kosong sebelah ponpes Ibnu Mas'ud Jalan Kami 02/04 Desa Sukajaya Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, pada Rabu (16/8). Kabar pembakaran umbul-umbul merah putih tersebut dengan cepat menyebar pada warga. Akibatnya, warga yang marah akibat pembakaran tersebut mendatangi Yayasan Ponpes Ibnu Mas'ud.

Massa tersebut juga meminta agar Ponpes yang didirikan sejak tahun 2011 tersebut dibubarkan. Selain karena ponpes terkesan tertutup, menurut keterangan warga pihak Yayasan Ponpes Ibnu Mas'ud juga tidak pernah mau berkontribusi dalam perayaan HUT ke-72 RI.

Selain itu, dari Informasi yang dihimpun, nama pesantren Ibnu Mas'ud juga muncul ke permukaan ketika aparat densus 88 melakukan penggeledahan pascaserangan bom di Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta pada Januari 2016. Sebab, salah satu pelaku bom yang tewas, Sunakim alias Afif diduga pernah berada lama di Ponpes Ibnu Mas'ud.

Terakhir, Hatf Saiful Rasul, mantan santri ponpes yang masih berusia 12 tahun itu diketahui tewas di Suriah pada 1 September 2016. Hatf, anak terpidana teroris Poso, Syaiful Anam pergi ke Suriah untuk menjadi Kombatan cilik ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement