Sabtu 15 Jul 2017 17:37 WIB

TGB Resmikan Gemar Shalat Subuh Berjamaah di Papua

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Gubernur NTB Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zianul Majdi.
Foto: Eka Ramadani/Republika
Gubernur NTB Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zianul Majdi.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH Muhammad Zainul Majdi meresmikan gerakan hemar shalat Subuh berjamaah di Masjid Al-Multazam, Kabupaten Timika, Sabtu (17/7). Pria yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) mengingatkan, tiga hal yang perlu diperkuat agar gerakan tersebut dapat berjalan baik dan berkelanjutan.

Hal yang pertama adalah kesadaran. TGB menjelaskan kesadaran sangatlah penting karena kesadaran merupakan pokok dari segala ikhtiar yang dikerjakan. "Waktu Subuh adalah kunci dari kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat. Sesungguhnya gemar shalat shubuh bukanlah untuk Allah, tapi manfaatnya akan dirasakan oleh manusia," ujar TGB.

Kedua ialah memupuk semangat kebersamaan. Menurut TGB, tidaklah mungkin suatu gerakan akan berhasil bila hanya dilaksanakan oleh satu atau dua orang saja, tetapi diperlukan kolektivitas. TGB mengingatkan, perintah Allah kepada manusia untuk mengerjakan kebaikan secara bersama-sama sangatlah jelas dan mutlak.

Ketiga, suatu gerakan akan berhasil, apabila ada kesiapan dari semua pihak untuk berkorban. TGB menilai, lengorbanan yang berat untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah terletak kepada individu-individu untuk ikhlas berjalan ke masjid di pagi buta yang dingin meninggalkan tempat tidurnya yang empuk dan selimut yang hangat.

"Karena pentingnya berkorban ini, maka hari raya yg terbesar pun dalam tradisi Islam adalah hari raya qurban. Di awal, yang namanya pengorbanan memang berat, namun yakinlah sesuai janji Allah, ujungnya akan berbuah indah dan nikmat," ungkap TGB.

TGB juga mengajak seluruh jamaah yang hadir untuk senantiasa menghadirkan kebaikan di setiap pertemuan. Pertemuan itu, ujar TGB, akan mengandung kebaikan apabila seluruh umat manusia ini mengisinya dengan tiga hal. Pertama, pertemuan yang berisi ajakan untuk bersama-sama berkorban atau bersedekah bagi agama, bangsa dan daerah.

"Membangun apapun termasuk membangun agama, bangsa, dan negara, perlu ikhtiar yang nyata yang dalam bahasa agama disebut pengorbanan" ujar TGB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement